JOGJA part IV : workshop " Social Service Center.."

Gedung Ismangoen lantai 3.., itulah tempat kejadian perkara workshop ini.., langsung dilatih oleh sang ahli.., para pembimbing dari MER-C (Medical Emergency & Rescue Committee, klo gk salah kepanjangan nya ini..^^) dan orang2 ahli terkait di bidangnya.., kami mendapatkan berbagai materi tentang penanggulangan bencana alam.., mulai dari yang inspiratif, aplikatif, dan bernilai untuk masa depan..

Gedung ismangoen, tempat sy dan tman2 lain menimba ilmu di workshop ini..

LSM kemanusiaan yg bergerak dlm bidang penanggulangan bencana, sebagai narasumber..

Diawali pemaparan materi oleh Sri Aminah dr SpA, seorang dosen dari FK UGM yang sekaligus sebagai Pembina MER-C Yogyakarta, tentang Peran Mahasiswa dalam Tanggap Bencana..(walaupun pada kenyataannya pembahasan beliau sangat sedikit sekali yg relevan dengan judul, malah lebih ke cerita tentang pengalaman beliau dan pemikiran2 nya.., tapi itulah yang malah jadi inspiratif.., dan memberikan nilai moral..), penjelasan beliau diawali dari hal yang sangat dasar.., mulai dari definisi mahasiswa, definisi bencana & contoh2 nya (seperti cyclone, gempa bumi, tsunami, banjir, bom, perang, longsor, gunung meletus, kegagalan teknologi, konflik, dsb., yang disertai dengan permasalahan yang menyertainya, baik itu untuk korban, maupun tim penanggulangan bencana..,)skema penanggulangan bencana (overview saja..), dan pemetaan daerah2 yang rawan bencana.. (dan ternyata, dari semua pulau yang ada di Indonesia, Kalimantan masih tetap jadi pulau teraman dari bencana.., ada yg mau pindah kesana???). Selain itu, beliau juga memaparkan badan/lembaga yg bisa diajak koordinasi dalam hal penanggulangan bencana, seperti Satkorlak, pemerintah, organisasi non pemerintah, militer, universitas, underground.., dsb…Dan untuk menjadi relawan, sebenarnya ada hal2 penting, mendasar, tapi tidak tertulis yang seharusnya dimiliki individu tersebut, yaitu NIAT YG LURUS (IKHLAS), keterpanggilan, rela menemui kesulitan, rela bekerja sama, netral, berani, suka bertualang, dan suka menulis..,begitu tutur beliau…



Banjir, bencana yg sering terjadi di Indonesia..

Masih ingat dengan Tsunami Aceh???


Dan untuk seorang dokter yang turun ke tempat kejadian, maka banyak hal yang menuntut nya untuk bekerja tidak selalu degan kompetensi profesi yang dia miliki pada saat itu.., contohnya, seorang dokter di tempat penanggulangan bisa menjadi bagian pengambil kebijakan tim, Penyelenggara poliklinik anak harian RS, Menggantikan peran Sp OG, Sp PD, asisten Sp B, Sp KJ, Dokter IGD, Penataan Manajemen RS, Menyususun Standar Pelayanan Minimal, Penyelenggara pelatihan kegawat-daruratan, Penyelenggara pelatihan penatalaksanaan bayi baru lahir, Bedside Teaching Perawat RS, bahkan bisa menjadi editor berita dan media lain, editor pidato Pangdam, Juru Bicara Tim Kesehatan RS, pencari logistik, bahkan sampai menjadi Bintang Iklan Layanan Kesehatan Masyarakat di TV, begitu tambah beliau..Sisanya, beliau menceritakan tentang pengalaman nya mulai dari Indonesia hingga ke Iran, dan cukup tertarik saya dengan system manajemen bencana di Iran yg rapih, yakni daerah bencana dibagi 28 sektor, tiap sektor menjadi tanggung jawab 1 propinsi yang tidak terkena bencana, kedaulatan negara terjaga…Beberapa hal yg beliau sampaikan yg masih saya ingat adalah ketika beliau mengatakan bahwa mahasiswa adalah “fasilitator perdamaian”, menekankan agar kita HARUS BERMANFAAT (belajar, berjuang, bermanfaat…, he..), jangan takut mati karena kematian adalah takdir, dan dalam memberikan pertolongan pun jangan membeda-bedakan ras, agama, dsb.., karena ISLAM rahmatan lil alamin bukan..??, beliau pun menekankan kita agar YAKIN!! Karena semuanya sudah ditentukan Allah , teguhkan hati, dan tanyakan nurani setiap kali kita melakukan sesuatu…, dan tidak lupa restu tentunya…Luar biasa.., seorang dosen, seorang ibu, seorang istri, yang walaupun punya kekurangan (akibat kerusakan salah satu fungsi organ tubuhnya), beliau tetap punya semangat berkontribusi dalam memberikan manfaat pada sesama..(walaupun ada beberapa kejadian yg sempat mengancam nyawanya..), mulai dari mahasiswa hingga kini.., dengan tetap memegang prinsip, dan menjaga batasan sesuai syariat agamanya…Cukup menginspirasi dan menambah semangat saya beberapa grade dibanding sebelumnya…^^Materi selanjutnya diberikan oleh dr.Jufan mengenai initial assessment , dibuka dengan sebuah gambar seperti ini:



Contoh pasien yg menderita trauma akibat kecelakaan...

“Apa yg harus kita lakukan terhadap pasien yg menderita trauma akibat kecelakaan seperti ini??”, begitu tanya beliau.., dalam hati sya cuma menjawab..”Ya berdoa saja dok…”, ternyata selain berdoa ada hal lain yg bisa dilakukan sebagai tindakan pertama yg bisa kita lakukan sebagai mahasiswa kedokteran, yaitu initial assessment yaitu penilaian awal yg harus dilakukan secara cepat, holistik berdasarkan prinsip primary survey dan secondary survey. Untuk menghilangkan kegawatan yang mengancam pasien, hal-hal yang potensial mengancam kematian dan perkiraan langkah selanjutnya.Adapun primary survey adalah hal-hal yang dapat mengancam kematian pasien dengan segera seperti Airway-Breathing-Circulation. Dan untuk melakukan primary survey, hendaknya kita menggunakan proteksi diri seperti sarung tangan, kaca mata, sepatu dll. Primary survey ini dikerjakan berurutan atau simultan.Untuk menilai airway, maka hal yg bisa dilakukan ialah bertanya, seperti “Apakah anda baik2 saja..?”, klo bisa menjawab, berarti airway nya bagus, klo gk menjawab maka ditepuk-tepuk ringan, bila tidak berespon juga dapat dengan rangsang nyeri. HATI-HATI dengan cedera cervical, karena itu pada pasien dengan cedera diatas clavicula, gangguan kesadaran, dan trauma kepala, harus dipasang collar neck untuk immobilisasi. Untuk menilai secara pasti keadaan pasien maka dapat dilakukan penilaian secara objektif yaitu dengan pola LOOK – LISTEN – FEEL. LOOK, melihat kondisi pasien, apakah ada sianosis pada bibir atau akral (menandakan oksigenisasi jaringan yang berkurang), Penggunaan otot nafas tambahan, Retraksi dinding dada, Adanya pergerakan nafas yang cepat.LISTEN, mendengarkan suara nafas tambahan (wheezing, ronkhi), suara nafas di thoraks (vesikuler), dan sumbatan parsial bisa diketahui dari suara nafas yg dihasilkan, suara seperti orang yang kumur-kumur (gurgling) menandakan adanya sumbatan berupa cairan, contohnya bila pasien tersebut muntah, Mendengkur (snorring) yang menandakan adanya sumbatan oleh jaringan lunak seperti lidah, dan bersiul (crowing).FEEL, apakah terasa hembusan nafas di pipi?dan trakea berada di tengah?Smua proses, look, listen, dan feel dilakukan secara bersamaan.




Look, Listen, and Feel


Selain airway, primary survey yang lain ialah breathing. Proses bernafas seperti yang telah kita ktahui bersama adalah proses untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan carbondioksida. Dengan jalan nafas yang baik dan paten belum tentu oksigen dapat masuk dan karbondioksida dapat keluar. Adapun komponen proses nafas adalah dada, paru-paru, dan diafragma. Untuk menilai breathing bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, yaitu dengan INSPEKSI (memperhatikan gerak nafasnya, simetris ato gak, dan menilai apakah ada jejas dan trauma), PALPASI (meraba adanya kelainan dinding dada), PERKUSI (Sonor, menandakan normal, redup menandakan ada darah, hipersonor menandakan adanya udara), AUSKULTASI (Menilai vesikuler dan suara tambahan nafas).Untuk pengelolaan Airway dan Breathing, hal yang dilakukan ialah pentingnya menjaga kesegarisan (in line immobilitation) dengan menggunakan collar neck atau tidak mengerjakan ekstensi leher, berikan suplementasi oksigen baik dengan kanul nasal atau dengan mask,buka jalan nafas dengan memasukkan jari ke dalam mulut satu kali sapu, Jaw thrust dan chin lift, Orofaringeal atau nasofaringeal airway, dan untuk airway definitif maka dilakukan krikotiroidotomi dan endotracheal/orotracheal tube .





Cara membuka jalan nafas…


Selanjutnya ialah menilai circulation dan bleeding control, bila kurang baik maka dilakukan resusitasi cairan, Hentikan perdarahan external, Pasang infus dengan jarum besar .Dan terakhir ialah menilai disability, dengan memeriksa AVPU: Alert, respon thdp Verbal, respon thdp Pain, UnresponsivenessAdapun secondary survey adalah pemeriksaan yang dilakukan lebih teliti untuk menghilangkan gangguan-gangguan yang potensial dapat menyebabkan kematian. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan anamnesis, baru kemudian pemeriksaan fisik. Dilakukan dari ujung rambut ke ujung kaki, disertai pemeriksaan setiap lubang dari tubuh pasien, lalu dilakukan re-evaluasi.Primary and secondary survey harus dikerjakan karena semua kegawatan dan potensi kegawatan akan dapat diidentifikasi dan ditangani dengan cepat.Masih ingat dengan gambar wanita yg mengalami trauma tadi?? (klo lupa, silahkan scroll mouse nya keatas lagi..), setelah dilakukan initial assessment yang tepat, disertai penanganan oleh dokter ahli dengan kompetensi yg dimilikinya, maka 10 bulan kemudian hasilnya seperti ini (dengan tetap dibantu doa tentunya..^^):



10 bulan kemudian (masih inget dengan trauma tadi kan??)......

Disini kita juga diajarakan tentang Triase, yaitu pemilahan pasien berdasarkan kegawatan secara efisien dan sistematis untuk penanganan pasien yang baik. Dibagi kedalam beberapa warna (berdasarkan prioritas) , yakni merah (gawat dan mendesak), kuning (gawat tapi tidak mendesak), hijau (korban masih bisa jalan), hitam (korban meninggal).Intinya dari materi ini ialah, ketika kita temukan korban dengan kondisi apapun, maka hal yg harus dilakukan pertama kali sebelum melakukan tindakan yg lain ialah initial assessment, yg langkah2 nya telah dijelaskan diatas. Setelah initial assessment, kita diajarkan tentang Fraktur, Dislokasi, dan Immobilisasi oleh dr.Kismi (klo gk salah namanya itu..). Begini ulasan nya...Trauma muskuloskletal sering sekali terjadi pada keadaan gawat darurat dan yang paling sering terjadi adalah patah tulang atau fraktur. Patah tulang ini akan terlihat sangat dramatis, tetapi sebenarnya jarang yang mengancam nyawa tetapi justru sering mengancam anggota gerak. Definisi fraktur itu sendiri ialah terputusnya kontinuitas dari korteks tulang, tulang rawan dan epifisis, sedangkan dislokasi adalah keluarnya atau bergesernya bonggol sendi dari kapsul sendi. Gejala klinis nya ialah deformitas, bengkak, nyeri, luka. Fraktur dapat dibedakan sebagai fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup adalah terjadinya diskontinuitas korteks tulang tanpa disertai adanya hubungan dengan dunia luar, sedangkan fraktur terbuka adalah terjadinya diskontinuitas korteks dengan hubungan dengan dunia luar.




Contoh fraktur terbuka...


Adapun untuk mendiagnosis fraktur (klo tadi untuk menilai airway ialah look, listen, feel) maka untuk fraktur ialah LOOK, FEEL, and MOVE..LOOK, melihat adanya Deformitas (angulasi, pemendekan, rotasi), Luka, dan warna kulit (pucat, kebiruan).FEEL, meraba dengan diberi sedikit penekanan pada tulang-tulang yang kemungkinan patah, meraba permukaan kulit, rasakan dingin ato hangat. Pulsasi nadi juga harus diperiksa, hitung frekuensi dan isinya. SELALU, bandingkan kiri dan kanan, proksimal (dekat) dan distal (jauh) bagian yang cedera. Lakukan pemeriksaan pengisian kapiler dengan menekan kuku distal dari daerah yang cedera, waktu normal pengisian kapiler adalah <>

Contoh sindroma kompartemen…

Pada fraktur panggul biasanya tidak terjadi perdarahan yang tampak dari luar tetapi justru pasien akan jatuh pada keadaan syok karena terjadi internal bleeding. Keadaan ini sangat potensial dalam menyebabkan kematian.Selain diberi penjelasan mengenai fraktur, dislokasi, dan Immobilisasi, dr. Kismi juga mengajarkan kita tentang pembidaian, yang memiliki fungsi immobilisasi (untuk mencegah pergerakan tulang yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut, mengurangi rasa sakit atau nyeri pada tulang), mencegah infeksi, dan menghentikan pendarahan.Prinsip immobilisasi dengan bidai ialah: membuka semua pakaian yang mengganggudalam penegakan diagnostik tetapi jangan lupa untuk melakukan pencegahan terhadap hipotermi, memeriksa keadaan neurovaskular sebelum memasang bidai, menutup luka dengan kassa steril, memilih ukuran bidai yang akan digunakan yg disesuaikan dengan trauma yang terjadi pada ekstremitas. Bidai HARUS MENCAKUP 2 SENDI, sendi distal dan proksimal cedera, dilakukan PADA POSISI ANATOMIS. Bila ditemukan dalam posisi belum lurus dapat dilakukan pelurusan deformitas, tidak boleh terlalu kencang/ketat mengikat karena akan merusak jaringan tubuh, bila pulsasi tidak ditemukan coba lakukan pelurusan ekstremitas, tahan secara hati-hati hingga bidai terpasang, pelurusan ekstremitas jangan dilakukan secara paksa, bila kesulitan atau tidak mampu meluruskan biarkan saja, pasang bidai pada keadaan ditemukan.


Contoh pembidaian yang salah...


Pembidaian yang benar...

Pada penderita dengan trauma multipel dan dicurigai adanya trauma spinal dan fraktur cervikal segera lakukan pemasangan long spine board dan collar neck. Collar neck harus segera dipasang pada pasien dengan cedera diatas clavikula, trauma kepala dengan penurunan kesadaran dan multiple trauma. Collar neck tidak akan menyebabkan kematian karena itu jangan ragu untuk memasangnya.Pada pemasangan long spine board hati-hati kemungkinan terjadinya dekubitus (busuk jaringan tubuh akibat kurang lancarnya peredaran darah) pada beberapa tempat seperti belakang kepala, bokong dan tumit karena itu perlu adanya bantalan atau tempat yang lebih lembut dengan scoop strecher. Kemudian lakukan log rolling per dua jam.



membusuknya jaringan tubuh....


Materi berikutnya ialah mengenai luka & shock yang disampaikan oleh sorang residen spesialis bedah FK UGM (yg sya lupa namanya.., he..)..., materi ini diberikan karena kasus-kasus trauma menyebabkan terjadinya perlukaan dan perlukaan yang terjadi dapat menimbulkan Eskoriasi ringan hingga kematian akibat shock (hilangnya cairan tubuh).Luka dan perdarahan itu sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sperti ada yang dinamakan perdarahan luar (perdarahan arteri, perdarahan vena, perdarahan kapiler), perdarahan dalam (perut/dada, panggul, paha), luka pada kulit dan jaringan (avulsi: jaringan tubuh robek/terkoyak, luka tusuk: kecil tetapi dalam, abrasi: luka seret / terkikis dan mudah terkena infeksi, Laserasi : luka terkena benda tajam).Dan untuk penanganan luka tersebut, hal yang perlu dilakukan ialah menghentikan perdarahan, menjaga luka agar tetap bersih, mengenali penyebabnya, mencegah infeksi dan menutup luka. Untuk mengontrol perdarahan bisa dilakukan dengan segera menekan perdarahan dan atau meninggikan luka. ’




Untuk mengontrol perdarahan...


Untuk mempertahankan keadaan asepsis dan sebagai penekan untuk menghentikan perdarahan, maka dapat dilakukan pembalutan. Prinsip balutan itu sendiri ialah harus rapih, menutup luka, dipasang tidak terlalu longgar/erat, Bagian distal anggota tubuh hendaknya terbuka, mengunakan simpul yang rata dan tidak atas bagian yang sakit. Dan untuk prinsip balut tekan (Untuk melakukan penekanan lokal terhadap pembuluh darah yang cedera) ialah dengan menggunakan kassa yang digumpalkan sehingga menjadi padat (bulky), dan menekan selama 3-6 menit berdasarkan bleeding time dan clothing time. Biasanya pembalutan luka terdiri dari 3 lapis, lapisan I yang kontak dengan luka, lapisan II sebagai penyerap luka, dan lapisan 3 sebagai lapisan luar, dan hindari penggunaan kapas.Semua luka dalam atau yang dicurigai luka dalam tidak boleh dianggap ringan, perlu diperhatikan tanda & gejalanya (ada perdarahan atau cairan dari telinga, hidung, anus atau muntahan darah segar atau berwarna gelap, Luka memar (biru-hitam) tanda pada kulit khususnya pada dinding perut atau dada, Perut keras dan sulit bernapas), dan diberikan perawatan dengan membaringkan korban, melonggarkan pakaian yang ketat, JANGAN memberikan apapun melalui mulut apabila terjadi penurunan kesadaran, menjaga agar korban tetap hangat, menenangkan korban, melakukan perawatan untuk SHOCK, dan meminta BANTUAN. Dan untuk menghentikan perdarahan dalam di bagian Toraks/abdomen : mungkin operasi, Pelvis :pelvic sling, Tulang panjang : bidai, traksi ringan.Untuk menangani luka yang diakibatkan oleh tertancapnya benda tajam pada bagian tubuh, misalkan dada, hal yg harus dilakukan ialah mengontrol pendarahan dan menstabilisasikan benda tajam yang tertancap, JANGAN DICABUT! Penanganan seperti gambar berikut:



Untuk menghentikan perdarahan dalam di bagian Toraks/abdomen...


Untuk benda tajam yang tertancap pada mata, maka yang harus dilakukan ialah memotong ditengah balutan dengan hati-hati melewati benda dengan teliti, memasang cangkir yang dapat dibuang (disposible cup)/kertas kerucut(paper cone) melewati benda tajam dan istirahatkan pada bantalan balutan. JANGAN perbolehkan untuk menyentuh benda. Melilitkan pembalut pada gelas yang menutupi tempat yang luka. Membalut mata yang tidak luka untuk mengurangi pergerakan mata. Menenangkan korban. Kurang lebih seperti gambar berikut:




benda tajam yang tertancap pada mata...


Dan untuk menangani luka pada perut, maka gunakan penutup luka yang menyumbat perdarahan, dan lindungi penutup luka yang menyumbat untuk mempertahankan kehangatan, seperti gambar berikut:



untuk menangani luka pada perut......


Setelah mempelajari luka, kita pun diberi penjelasan mengenai shock, dimulai dari definisi shock yakni Kegagalan fungsi Kardiovaskuler , sehingga mengakibatkan gangguan perfusi organ & oksigenasi jaringan. Dan untuk prinsip penanganan shock, kita harus tahu akan 3 hal, mengenali shock, mengetahui sebab shock, dan terapi.Shock bisa dikenali dengan ciri-ciri seperti Takikardia, > 100 bpm, Akral dingin, pucat, basah, Kesadaran menurun, gelisah, coma, Takipnea / nafas cepat, Tensi menurun, Produksi urin.

Begitu mungkin kurang lebih hal yang disampaikan mengenai luka & shock,dan belum berhenti sampai disitu ternyata, masih ada materi lain yang disampaikan oleh dr... (yg sya lupa namanya..), yaitu tentang transportasi & evakuasi... (banyak bgt ya materi workshopnya..., tapi gk apa2 lah.., alhamdulillah.., jadinya saya bisa banyak belajar.., dengan demikian sya bisa banyak berbagi juga dengan yang lain..., iya kan??he...)
Hal yang pertama ditanyakan ialah apa perbedaan antara evakuasi dan transportasi?? Menurut saya, evakuasi berarti proses memindahkan seseorang dari tempat bahaya ke tempat yg lebih aman, dan proses berikutnya setelah evakuasi adalah transportasi, yaitu proses membawa pasien dari suatu tempat ke tempat lain untuk dilakukan tindakan tambahan atau definitive. Prinsip2 utama dalam transportasi ialah Do no further harm, Don’t move casualty unless absolutely necessary, Don’t endanger yourself, Explain clearly, Never move alone, and One commands.

do not further harm!!..


Dan disini kita pun diberi penjelasan mengenai beberapa teknik dalam transportasi pasien, yaitu Human crutch, Pick a bag, Drag method, Cradle method, Two handed seat, Fore and aft carry, Carry chair.. (mungkin gk kan saya jelasin satu2.., ntar aja sya praktekin di pelatihan P3K yg bakal diadain sama PKM FK, Ok..??)

Selain penjelasan mengenai transportasi korban, dijelaskan pula mengenai transport bagian tubuh yang putus, yaitu dengan memasukkan potongan tubuh dalam plastik dan meletakkan nya bersama es batu, Jangan menggunakan dry ice, Jangan memasukkan potongan tubuh langsung ke dalam es, Jangan dibungkus dengan kain lembab. Dan jika tidak ada es batu, tutup plastik agar kelembaban alami tidak hilang karena penguapan
Kita pun diberi penjelasan mengenai evakuasi dengan helicopter, dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti area pendaratan yg harus dikosongkan 50 m jari-jari dengan titik pusat tempat pendaratan, Semua rokok harus dimatikan, Jangan mendekat atau bergerak mendekati heli, tunggu sampai crew man mendekat. Berkumpul dengan berjongkok pada posisi jam dua dari hidung heli, jangan sekali-kali dibelakang heli. Jika diperintahkan mendekat maka berjalanlah dengan perlahan, rendahkan kepala dan bergerak mendekati dari arah samping. Mengapa ini harus dilakukan secara hati2, karena Heli bergerak tidak dalam keadaan tegak lurus tapi sedikit mendengak. (dari sini saya jadi tau sedikit tentang anatomi helicopter.., he..)

daerah bahaya helikopter...

Dan materi terakhir yang disampaikan di workshop ini (yang dengan setengah sadar saya ikuti.., cz ngantuk bgt.., kecapean kali..) ialah tentang system koordinasi terpadu antara tim tanggap bencana yang disampaikan oleh Bpk Rusdiyanto (Kepala Bidang Linmas Dinas Trantib Provinsi DIY), dibuka dengan sebuah gambar kuda dan katak sebagai bahan ice breaking tetap tdak menghilangkan kantuk saya…

siklus penanganan bencana...


Beliau menjelaskan mulai dari bencana.., tapi yg sya coba fokus perhatikan ialah dari penjelasan konsep penanggulangan bencana sampai selesai.. Dimulai dari Manajemen Penanggulangan Bencana, yang merupakan segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan sebelum, pada saat dan setelah bencana. Pra Bencana (before) bertujuan supaya MASYARAKAT AGAR SIAP SIAGA ( TO PREPARED) Dengan cara : Dilatih, Diberi Pemahaman, Disiapkan Alat Dan Sarana, Saat Bencana (during) bertujuan supaya MASYARAKAT DAPAT MENOLONG DIRI SENDIRI ( TO HELP THEM SELF ) Dengan cara : Menetapkan Pola Tindakan, Menentukan Prioritas Kebutuhan, dan pasca bencana (after) bertujuan supaya MASYARAKAT MEMPERBAIKI SENDIRI ( TO IMPROVE ) Dengan cara :Mempercepat proses pemulihan. Sehingga dari orientasi intervensi pada saat before, during, dan after bencana tadi menghasilakn community based disaster management. Konsep penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan pendekatan integratif, multi hazards, dan komprehensif.




langkah-langkah tanggap darurat...

Sebelum kita berbicara dari konsep ke operasionalisasi, sebaiknya kita tahu hakikat penanggulangan bencana sebagai Upaya melindungi masyarakat, Tanggung jawab bersama Pemerintah dan masyarakat, Titik berat pada pencegahan, dan Penanggulangan bencana bagian dari pembangunan, sehingga harus ada korelasi yg komprehensif antara pemerintah, stakeholder, perencana & pelaksana pengembangan daerah, dan masyarakat, dalam tahap operasionalisasinya.


prinsip pemberian bantuan kesehatan dalam bencana...



Relief distribusi Aktivitas Pelayanan Sesuai Rencana Operasional : SHELTER / PENAMPUNGAN, WATER SANITASI

Logistik…


Evakuasi…



brainstorming...

Selain mendapatkan materi berupa teori, kita pun diajarkan proses aplikatifnya dalam bentuk simulasi, mulai dari initial assessment sampai transportasi dan evakuasi, mulai dari menggunakan mannequin hingga menggunakan manusia sebagai probandus/korban sebagai ajang simulasi, dengan perlengkapan yg sudah disediakan (mulai dari perban sampai ambulance, dan itu semua benar2 dioperasikan, sayang aja gak ada helikopter.., he...) dan kasus yang telah dibuat untuk menguji kompetensi kita.., cukup merepotkan memang, tapi seru lah.., aplikatif..., setidaknya ketika nanti sya liat kecelakaan di jalan, sya gak cuma diam dan berdoa saja.., tapi ada sesuatu hal yg bisa saya lakukan dari ilmu yg sya dapat disini..., terakhir dari workshop ini adalah kompetisi dari kompetensi yg kita miliki dalam simulasi tanggap bencana..



Anak UI yang ditumbalkan jadi kelinci percobaan..., padahal emang dasar dia nya aja pengen tidur..



Tenda yang digunakan simulasi sebagai rumah sakit sementara (darurat)...

Selain disuguhi dengan materi2 yang sangat lezat, kita pun diberi hidangan penutup berupa film tg bencana, yang isinya terdiri dari semua genre film, mulai dari yg romantis, politik, perpisahan, kepemimpinan, pengorbanan, tanggung jawab, pengabdian pokoknya lengkap dah.., dan film ini yg membuat kita cukup membendung air mata jadinya...(padahal saya termasuk orang yg gak suka nonton loh..), dan disuguhi pula oleh film dokumenter penanggulangan bencana + penanganan medis di suatu daerah (lupa sya namanya...) yg pada saat itu sedang terjadi bencana.., benar2 hidup filmnya, unsensored !! dan disini saya melihat tangan orang digergaji untuk amputasi karena sudah busuk, dengan peralatan dan kondisi seadanya..., banyak cerita lain sebenarnya di film itu.., cukup ngeri ngeliatnya, tapi luar biasa lah..!!!!
Cukup kenyang saya selama 3 hari berturut-turut mengikuti workshop ini, disuguhi dengan hal-hal bergizi, selain dapet ilmu baru, saya pun dapat keluarga baru disini, kini saatnya mengalirkan apa yg sy dapat ke lingkungan saya.., bagaimana caranya?? Salah satunya ialah sya tuangkan ke dalam tulisan yg sangat begitu panjang ini sebagai konsumsi publik melalui blog ini, selanjutnya apa yg sudah saya dapat di workshop ini menjadi bekal dalam mengadakan platihan P3K untuk warga FK kedepannya..., dan tentunya menginisiasi pembentukan crisis center di fakultas saya (karena kebetulan di kampus sya gk ada badan yg bergerak secara khusus di bidang penanggulangan bencana..) jadi bersiap-siaplah untuk teman2 AMP, Tim Medis Asy Syifaa’ dan SCORP dan teman2 FK lainnya untuk bersinergis ke dalam 1 wadah untuk membawa nama FK UNPAD kelak di setiap kontribusinya & lebih terkoordinasi..., semoga itu dapat terwujud...,mungkin di beberapa universitas lain sudah ada yg dinamakan TBMM (tim bantuan medis mahasiswa yg bergerak di bidang penanggulangan bencana..), seperti TBMM FK UGM yg dengan senang hati menerima kunjungan studi komparasi kami yg mendadak..(terima kasih juga data yg diberikannya...), dan yg tak kalah pentingnya ialah saya siap mengaplikasikan ilmu yg sy dapat ini kelak jika ada kondisi yg membutuhkan...,he....
Akhirnya workshop badan kelengkapan ISMKI ditutup dengan penampilan akustik FK UGM 07, tarian... (apa namanya sya lupa..., tari bebek ato apa gitu..., lupa.., he...), wejangan & kata2 dari ktua pelaksana workshop, ada kata2 lebay yg sya inget sampai saat ini, bunyinya kurang lebih seperti ini “Jika bisa saya berikan nyawa ini sebagai ucapan terima kasih.., maka akan saya berikan untuk kalian...,” ada2 saja..., dan masih inget tentang kompetisi simulasi penanggulangan bencana?? Tanpa diindikasikan sebelumnya, kelompok saya jadi juaranya.., lumayan dapet mug munas & mukernas, tapi sayang pecah gara2 tas saya jatuh waktu moving pas mau balik ke bandung dulu.., takdir2....



Akustik FK UGM 2007..., gak kalah kerennya lah sama angkatan saya..., he...^^


Akustik FK UGM 2007..., gak kalah kerennya lah sama angkatan saya..., he...^^


Deret anak2 SSC yang hadir pada saat itu, dan tetap didominasi UGM...



Juara simulasi penanggulangan bencana..., HORE!!!

Secara overall asyik lah.., rame, dan beresensi..., thanks God atas kesempatan yg diberikan...Pasti capek kan baca tulisan sepanjang ini?? (harusnya masuk MURI nih blog dengan artikel terpanjang..., he..), nah untuk merefresh lagi.., saya hadiahkan foto2 segar ini....




Kelompok BK SSC saya....

Waktu coffe break....

sebelum mulai workshop...(dengan peserta dari badan kelengkapan yg lain..)

Kedua anak UI (Cepi & Fakhrie) yg suka ngerepotin sya di workshop.., he..., piss brother...


Peserta & panitia BK SSC yg hadir pas penutupan...



Inilah kami..., semua delegasi seluruh Indonesia yang menghadiri workshop badan kelengkapan ISMKI....