Menjemput takdir sejarah



Menjadi seorang muslim sebelum segala sesuatu. Menjadi seorang da'i sebelum segala sesuatu. Penyeru kebaikan, pencegah kemungkaran. Menjadi seorang Muslim Dokter, bukan Dokter Muslim, karena identitas saya sebagai muslim melekat jauh lebih lama, jauh lebih dalam dibandingkan identitas saya sebagai dokter, mahasiswa kedokteran tepatnya. Kebanggaan menjadi seorang muslim yang mendasari arah gerak, langkah dan menghiasi segala aspek yang akan dijalani.

Menjadi seorang dokter sejatinya bukan hanya mengobati orang sakit, tugas utama tetap beribadah secara total kepada Allah, sehingga perintah Allah untuk berdakwah, memegang teguh Al-Quran, bisa dijalankan dengan sungguh-sungguh sebagai seorang hamba Allah.

Kontribusi dalam dakwah merupakan suatu tuntutan atau keniscayaan. Ya, kontribusi, menjawab keterbutuhan berdasarkan kompetensi inti yang kita punya. Tidak berhenti pada tahap partisipasi. Mempersiapkan amal unggulan untuk dihadirkan kelak di pengadilan akhirat, untuk ridha-Nya. Memperluas aspek kebermanfaatan, meninggalkan jejak kebermanfaatan di ruang masa yang telah Allah modalkan kepada setiap kita. Hak diri ada pada kebermanfaatan umat, karena sebaik-baiknya manusia ialah yang paling bermanfaat untuk yang lain.

Islam agama yang syamil mutakamil, merambah seluruh sisi kehidupan. Banyak kontribusi dan aspek kebermanfaatan yang melegenda yang dilahirkan dari seorang dokter.Ibnu Sina dengan Al-Qanun fi Al-Tibbnya (Canon of Medicine) yang kini masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa. Begitu juga dengan Ibn Rusyd dengan Al-Kulliyat fi Al-Tbbnya (Colliyet). Mereka adalah para ulama, mereka juga para dokter.

Bahkan dimasa kekinian, ketika kondisi Palestina carut-marut dililit gurita konspirasi Zionis Yahudi, terdapat sosok tokoh yang tak asing lagi di taman syuhada Palestina. Tokoh yang memenuhi janjinya pada Allah. Ketika ditanya tentang tantangan, dengan bahasa Inggris yang fasih beliau menjawab, yang artinya, "Jika aku harus memilih antara mati dengan serangan jantung atau serangan Apache, maka aku lebih memilih mati luluh lantak diserang Apache."

Dan benar, pemimpin Hamas pengganti Syekh Ahmad Yasin ini akhirnya syahid dengan hantaman rudal Apache. Ialah Al-Syahid Abdul Aziz Al-Rantisi. Yang membuat saya tertegun, ternyata beliau adalah juga seorang dokter dari Palestina yang menyelesaikan Masternya di Universitas Kedokteran Alexandria, Mesir.

Orang besar, dengan kontribusi besar. Sosoknya melegenda, kebermanfaatan nya melegenda, menginspirasi kontribusi-kontribusi baru pada generasi setelah nya.

Mereka bisa berkontribusi jiwa, berkontribusi pemikiran. Ketika saya masih belum bisa memberikan kontribusi besar dalam kewenangan, ketika ada pun hanya dalam lingkup kecil komunitas, kemahasiswaan, ketika dirasa belum cukup kompetensi dan keberanian dalam kontribusi jiwa, ketika dirasa belum maksimal dalam kontribusi materi, semoga kontribusi keterampilan dan kontribusi pemikiran bisa saya up grade untuk bisa memperluas aspek kebermanfaatan sesuai kapasitas yang saya punya. National Leadership Youth Camp Salman ITB, saya pikir merupakan jalan mengakselerasi keterampilan kepemimpinan dan memperkaya khazanah pemikiran saya untuk terus bergerak, untuk terus belajar, untuk terus berjuang, untuk kebermanfaatan umat, dalam lingkup dan kapasitas saya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda. Berusaha membiasakan diri untuk memberikan kontribusi setiap hari meskipun dalam jumlah yang kecil. Mengabdi, memberikan suatu persembahan dari hati yang tak mati.

“Sesungguhnya tampilnya islam karena tampilnya umat, tampilnya umat karena tampilnya pemuda, dan tampilnya pemuda karena kebaikan akhlak”

Saya seorang mahasiswa, seorang pemuda. Dan semoga saya tampil karena kebaikan akhlak. National Leadership Youth Camp Salman ITB, menjadi sarana penjaga, sarana refleksi untuk kembali ke tujuan, sarana me-recharge ruhiyah, sarana mengembalikan dan menguatkan saya agar tetap pada jalur, sarana untuk mengakarkan kebaikan akhlak, untuk menjadi seorang pemuda pada hakikat nya. Membawa nilai-nilai islami dalam setiap aspek kehidupan.

Pemuda adalah generasi penerus bangsa, tidak jarang juga kita mendengar kalau majunya suatu bangsa itu karena pemudanya dan hancurnya suatu bangsa itu juga karena pemuda.

Peningkatan daya saing bangsa melalui kepemimpinan pemuda bukan hanya sekedar kata. Sebuah kewajaran dan rasionalitas berlogika ketika pemuda yang mengambil peran itu. Menjadi bagian dari perjalanan pertumbuhan Islam dalam sejarah. Pemuda, negara, peradaban.Transformasi bangsa ke arah lebih baik, itu ranah amal pemuda. Tak kan ada amal tanpa ilmu, dan disinilah, National Leadership Youth Camp Salman ITB, menjadi jalan, menjadi pelepas dahaga saya akan ilmu untuk terus beramal.

National Leadership Youth Camp Salman ITB, sebuah kawah candradimuka,bagi para pemuda sebagai cadangan masa depan, sebagai agen perubah/pembaharu, dan sebagai da'i tentunya.Dan saya adalah bagian dari pemuda.

National Leadership Youth Camp Salman ITB. Untuk sebuah kontribusi, menjawab keterbutuhan berdasarakan kompetensi inti. Mengakselerasi dan mengoptimalkan kompetensi itu, tempat belajar, untuk berjuang, dan memperluas ruang kebermanfaatan.Sarana menjemput momentum untuk mencetak sejarah. Untuk menghasilkan kontribusi-kontribusi baru setelahnya, untuk generasi baru. Menjadi generasi yang tak tergantikan. Menjadi bagian dari peradaban Islam, tak hanya berhenti sampai peningkatan daya saing bangsa.

Untuk sebuah kontribusi. Menjemput takdir sejarah.



* mari kita salurkan potensi itu pemuda!!


* program sehat cerdas anak bangsa, mari kita wujudkan itu untuk prototype peningkatan kualitas anak sekolah Indonesia, kelompok 2.. :)
// danfer] http://frinholictea.blogspot.com/

“ Dari hati untukmu negeriku…”


* dari FK Unpad menuju.......


* ..........Forum Indonesia Muda Angkatan VII

(sebuah tulisan yang dihasilkan untuk seleksi Forum Indonesia Muda VII kurang lebih setahun yang lalu, semoga bisa kembali membakar semangat)

Seorang anak manusia biasa yang ingin melakukan banyak hal luar biasa, untuk dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan nya. Belajar untuk terus memperbaiki diri, sebagai bekal untuk meraih tujuan, berjuang sungguh-sungguh hingga bisa memberikan kebermanfaatan. Itulah yang saya coba secara konsisten implementasikan dalam menjalankan segala aktifitas yang saya hadapi. Begitupun dalam aktifitas saya di masyarakat, baik itu di lingkungan kampus, maupun sosial masyarakat pada umumnya.

Di amanahi sebagai Ketua Seksi Pengabdian Kepada Masyarakat Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad, saya dan teman-teman lain yang saya pimpin berusaha membentuk mahasiswa FK Unpad terdepan dalam memberikan kebermanfaatan berdasarkan esensi pengabdian, Memberikan pemahaman bahwa kita merupakan insan abdi masyarakat. Walaupun memang akan ada masa nya kelak kita akan mengabdi kepada masyarakat, tapi sebenarnya jiwa itu bisa kita latih dari sekarang, secara sadar dan sengaja, dan yang memfasilitasi itu semua ialah kita yang tergabung di seksi PKM ini, dengan berbagai program yang kami buat hingga kita semua sadar bahwa luang lingkup, proses serta cara pengabdian sangat luas sekali, mulai dari kita sebagai seorang hamba Allah, sebagai individu, sebagai seorang anak, sebagai makhluk sosial, dan sebagai bagian dari tatanan kehidupan, sehingga kita sadar bahwa pengabdian bisa dilakukan dari hal yang terkecil, bisa kita lakukan dimana saja, dan bisa dimulai saat ini, sekarang! Dengan memberikan kesadaran bahwa yang kita lakukan tersebut merupakan persembahan dari hati yang tak mati.

Sebagai seorang ketua angkatan mahasiswa FK Unpad angkatan 2007, saya pun berkewajiban memberikan pelayanan terhadap keluarga angkatan saya, karena konsep apapun yang saya dan teman-teman lain buat dan dilaksanakan kemarin, hari ini, hingga yang akan datang akan selalu kembali pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa.

Departemen Universe DKM Asy Syifaa’ FK UNPAD, sarana untuk saya dan teman-teman dalam memperkenalkan Islam secara universal, sehingga mengokohkan kembali nilai-nilai spiritual dan ajaran agama sebagai orientasi dan pedoman kehidupan bangsa/ semua warga masyarakat.

Dan Standing Committee of Human Rights and Peace Center for Indonesian Medical Students’ Activities (SCORP CIMSA) FK Unpad yang mewadahi aktifitas saya di bidang hak asasi, perdamaian, dan kemanusiaan pada saat ini.

Diluar lembaga-lembaga kemahasiswaan yang saya geluti saat ini, Badan Eksekutif Mahasiswa UNPAD, Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia, serta organisasi-organisasi lain yang pernah saya ikuti dari SMP, SMA, hingga kuliah ini banyak memberikan pelajaran, dan inspirasi dalam mengerjakan aktifitas-aktifitas saat ini. Aktifitas kemahasiswaan yang saya jalani ini merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan , dan diupayakan penggunaanya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat.

Aktifitas kemahasiswaan adalah tahapan dimana seorang mahasiswa menimba ilmu dan pengalaman semasa di bangku kuliah. Aktualisasi dirinya dalam rangka pembelajaran guna diaplikasikan di kehidupan yang akan datang.

Kita sebagai mahasiswa memiliki potensi sebagai pemikir, tenaga ahli , professional, sekaligus sebagai penopang pembangunan bangsa. Disamping itu, mahasiswa juga sering disebut-sebut sebagai ‘ agent of change ‘, calon pemimpin masa depan , pembawa nilai-nilai peradaban, dsb. Banyak perubahan besar , dan nilai-nilai sejarah yang ditorehkan di negeri ini senantiasa menempatkan mahasiswa pada posisi yang terhormat. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular kedalam jiwa bangsanya. Harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan Negara, bahkan harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa.

Oleh karena itu, seiring dengan identitas yang melekat padanya , ada peran-peran yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari identitas tersebut, mahasiswa dituntut melakukan sesuatu yang seharusnya dikerjakan, untuk semua harapan yang tertumpu padanya.

Melihat kondisi bangsa saat ini, banyak permasalahan yang kita hadapi seperti korupsi dan penyalahgunaan kewenangan, kemiskinan dan pengangguran, rendahnya mutu pendidikan, kriminalitas dan kerawanan sosial, konflik dan kekerasan, keretakan nasional dan ancaman disintegrasi bangsa, ketergantungan pada dominasi asing, kelemahan kepemimpinan, dan kerusakan etika dan budaya, ditambah permasalahan masyarakat nya yang bersifat psikologis berupa rasa cemas dan putus asa, psikososiologis berupa sifat hina dan malas, sosioantropologis berupa jiwa pengecut dan kikir, ekonomis dan politis berupa jerat utang dan sominasi kekuatan asing (imprealism).

Untuk menjawab keterbutuhan berdasarkan masalah-masalah tersebut, perlu dilakukan upaya perbaikan guna bisa menghadirkan Indonesia seperti visi besar yang saya harapkan, yakni terwujudnya masyarakat madani yang berhasil mencapai kesatuan politis dan spiritual. Masyarakat berperadaban tinggi dan maju yang berbasiskan pada nilai-nilai, norma, hukum, moral yang ditopang oleh keimanan dan memiliki mental yang tangguh.

Lalu upaya apa saja yang dilakukan untuk mengarah ke pencapaian harapan tersebut? Disadari atau tidak, saya pribadi merasakan bahwa kita telah, sedang dan akan terus memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta, sehingga kita memiliki keterarahan spiritual. Energi keterarahan spiritual ini yang akan kita arahkan untuk mengarahkan spiritualitas bangsa sehingga masyarakat ini mengalami ketergugahan spiritual secara masif. Kita pun telah, sedang dan akan terus membuka pemikiran kita kepada kebenaran hikmah dan ilmu sehingga merasakan ketersadaran pemikiran. Energi kegundahan dan kegelisahan yang lahir dari ketersadaran pemikiran akan kita gunakan untuk menggedor struktur kesadaran bangsa ini sehingga mereka sadar akan hak dan kewajiban mereka dan memperjuangkan kemulian harga diri mereka. Kita pun telah, sedang dan akan terus membiasakan diri dalam pertarungan ide, pergumulan gagasan dan perkelahian wacana sehingga kita mampu memformulasikan teori-teori serta rumus-rumus solutif atas berbagai permasalah masyarakat kontemporer yang dibangun di atas basis rasionalitas yang kuat dan konsep yang tangguh. Kita pun telah, sedang dan akan terus terjun langsung berinteraksi dan berpartisipasi dengan masyarakat sehingga kita mengenal betul seluk beluk permasalahan mereka. Kita tidak akan pernah membuat benteng dengan mereka apalagi menjadi musuh mereka. Kita mencintai mereka jauh melebihi cinta kepada diri kita. Kita telah, sedang dan akan terus membangun struktur pergerakan yang tangguh, kokoh dan solid dalam aspek aktifitas dan personilnya, menjadi garda inti yang menggerakan bangsa ini.

Sebagai seorang mahasiswa, untuk memenuhi harapan tersebut, hal utama yg harus dikerjakan sesuai peran nya ialah belajar. Karena konsekuensi identitas mahasiswa dalam aspek lainnya merupakan turunan dari proses pembelajaran. Belajar merupakan tugas inti. Karena kontribusi mahasiswa terhadap masalah-masalah kebangsaan merupakan efek samping positif dari proses pengembangan diri mahasiswa itu sendiri.

Nilai-nilai dari apa yang telah, sedang, dan akan terus kita perjuangkan ini saya dapati dalam kehidupan kampus, karena kampus merupakan gambaran dari masyarakat sesungguhnya karena memiliki kemiripan kompleksitas permasalahan serta struktur sosial dengan masyarakat sebenarnya. Ajang simulasi yang baik bagi mahasiswa untuk mendapatkan bekal ketika benar-benar terlibat dan terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.

Untuk mentransformasikan nilai tersebut menjadi sebuah kebermanfaatan, perlu adanya gerakan. Gerakan mahasiswa tidak selalu identik dengan aspek politik saja, tapi juga integral seluruh sisi hidup kemahasiswaan. Kalau ada mahasiswa berkontribusi di bidang penalaran, atau pengabdian masyarakat, itu juga bisa. Dan untuk memberikan kebermanfaatan kepada lingkungan terdekat, sesuai peran dan kapasitas saya sekarang, dominan saya akan bergerak di bidang pengabdian.

Sebelum mengembangkan lingkungan/daerah sekitar tempat tinggal/kampus, maka perlu dikembangkan pula sumber daya sebagai eksekutornya sehingga ide-ide yang ada bisa terakselerasi menjadi sebuah tindakan nyata.

Oleh karena itu, sesuai bidang saya di PKM (pengabdian kepada masyarakat) maka hal-hal yang akan dilakukan diantaranya melakukan pencerdasan sosial terhadap mahasiswa FK, pelatihan keterampilan skill medis untuk turun ke masyarakat (P3K, BLS, Balai Pengobatan, dsb), pembuatan buletin (berisi informasi kesehatan terhadap masyarakat kampus dan cerita inspiratif), Inisiasi Rumah Dunia (sebagai tempat pembinaan sosial terintegrasi dan berkesinambungan bagi mahasiswa FK, Unpad, dan masyarakat pada umumnya), Jatinangor Project (community development terhadap desa-desa yang ada di Jatinangor, melibatkan semua mahasiswa FK), kurikulum sosial (mengunjungi lembaga-lembaga sosial yang ada di Bandung dan Sumedang secara serentak, berkontribusi sesuai dengan kapasitas kita sebagai seorang mahasiswa FK untuk dapat memberikan manfaat di bidang kesehatan), Inisiasi crisis center (mengkoordinasikan dan mensinergiskan tim penanggulangan bencana agar lebih tanggap dalam memberikan bantuan), kegiatan sosial besar (penyuluhan, balai pengobatan, bakti sosial, khitanan massal, bedah minor, screening katarak, fogging, pasar murah, dsb, yang dilakukan selama beberapa hari, dengan tempat yang telah dikoordinasikan dengan pemerintah supaya tepat sasaran), Advokasi JAMKESMAS untuk warga sekitar, jalinan kasih (memberikan bantuan baik secara finansial maupun jasa bagi pihak yang setelah melalui penelusuran, dinilai sangat urgent untuk menerima sebuah bantuan), donor darah by request (donor darah, sekaligus pendataan sukarelawan yang darah nya mau didonorkan jika ada yang memerlukan), mengatasi gizi buruk untuk anak-anak di daerah sekitar, wali pohon (penanaman sekaligus pemeliharaan terhadap pohon yang kita tanam di daerah yang membutuhkan), dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait serta siap menjawab keterbutuhan.

Di angkatan, yang dilakukan ialah mengakselerasi peningkatan kualitas diri mahasiswa, pengoptimalan akademik, kebersamaan, dan penguatan ikatan hati, agar bisa bersama-sama secara kolektif memberikan kebermanfaatan hingga hasil yang dirasakan bisa lebih maksiamal.

DKM Asy Syifaa’ dengan melakukan pengkajian terhadap isu-isu terkini yang beredar di masyarakat, serta SCORP dengan berbagai kegiatan charity nya semakin mewarnai aktifitas-aktifitas yang memberikan kebermanfaatn untuk masyarakat, untuk bangsa ini kelak kedepan nya.

Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, semoga aktifitas-aktifitas ini membuat kami menerapkan trias peran dokter kelak untuk kedepannya, yakni sebagai agent of treatment, agent of change dan agent of development. Sehingga bisa membentuk personal yang baik (moralitas), sosial (rasa empati), core competence & manajerial, strategis, dan open mind.

Bangkitlah Negeriku !!!



* anggota FIM VII, UNPAD!


* bersama teman sekamar...


* kelompok focus group discussion...



* kelompok 2, outbond...


* forum indonesia muda, sebuah kata, sebuah cerita, sebuah karya, untuk mu Indonesia...


* FIM Bandung, mari wujudkan plan of action nya.. :)
// danfer] http://frinholictea.blogspot.com/

Menggagas Unpad satu.. (secara sederhana dan nyata..)


* apa yang terbayang di benak kita ketika melihat gambar ini??

Apa yang pertama kali terbesit di hati dan pikiran kita ketika mendengar kata universitas padjadjaran??

Sebuah institusi yang lahir 52 tahun silam ini, dilahirkan dari sebuah cita-cita mulia para pemuka masyarakat Jawa Barat saat itu, yang menginginkan adanya perguruan tinggi tempat pemuda-pemudi Jawa Barat memperoleh pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pemimpin di masa depan. Dilahirkan dari rahim sebuah visi, sebuah mimpi, sebuah harapan untuk membangun generasi setelah nya yang lebih baik. Lahir dari rahim kasih sayang para pendahulu kita. Lahir dari rahim kasih sayang untuk bangsa. Lahir dari rahim kasih sayang untuk kebermanfaatan umat.

Semangat dan komitmen yang membantu persalinan nya hingga tanggal 11 September 1957, UNPAD hadir menghiasi pembaharuan peradaban bangsa melalui bidang pendidikan yang digeluti nya, dan secara legal formal berdiri melalui Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1957, dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 September 1957.


* jembatan cincin, sebuah romantisme Unpad Jatinangor..

Hingga saat ini terus bertumbuh menjadi Unpad yang kita kenal, dengan segala kelebihan dan kekurangan nya, dengan berbagai kontribusi yang telah dihasilkan nya.

Ketika awal berdiri Unpad hanya memiliki empat fakultas. Tetapi saat ini Unpad telah berkembang menjadi salah satu universitas terkemuka di Indonesia dengan 16 fakultas dan 1 Program Pascasarjana. Program pendidikan yang ditawarkan terdiri atas 9 Bidang Ilmu Doktor dan 18 Program Studi Magister, 42 Program Studi Strata I (S1), 4 Program Studi Profesi, 26 Program Studi Spesialis,1 Program Diploma (D-4), dan 27 Program Studi Diploma (D-3). Selain itu terdapat juga Program Pascasarjana Nonreguler, yaitu Doktor (S3) 4 Bidang Ilmu dan Magister (S2) 11 Program Studi yang dikelola oleh masing-masing fakultas dan program kerja sama antar lembaga (Unpad dengan instansi lain). Unpad juga memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) sebagai wadah untuk mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Menetapkan pijakan nya di 2 daerah yang berbeda, kampus Iwa Koesoema Soemantri, Jl. Dipati Ukur 35, Bandung 40132, Jawa Barat, dan Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.


* gerbang samping Unpad..


* masih inget dengan gerbang lama (gerbang utama) Unpad Jatinangor ini??
(kini tinggal menjadi kenangan...)

Jatinangor?? ya !! Jatinangor!!
Sebuah nama kecamatan di wilayah Kabupaten Sumedang, terbentang seluas 26,20 kilometer persegi, terletak pada koordinat 107o 45’ 8,5” – 107o 48’ 11,0” BT dan 6o 53’ 43,3” – 6o 57’ 41,0” LS, dengan iklim tropis pegunungan. Wilayah ini dijadikan kompleks dari sejumlah perguruan tinggi, termasuk Unpad di dalamnya, yang diapit dua gunung yakni Gn. Manglayang dan Gn. Geulis.


* Unpad dan Jatinangor dari satelit..

Itulah sedikit abstraksi, sekelumit kecil kisah dari catatan panjang perjalanan Universitas Padjadjaran, membuka dan menambah sedikit wawasan setiap kita akan sesuatu bernama Unpad.

Unpad. Sekali lagi, apa yang terbesit di hati dan pikiran kita ketika mendengar kata itu?? Terlebih untuk setiap kita yang bersinggungan dengan nya, yang ada di dalam nya, menjadi bagian dari nya dan merasakan kontribusi yang telah diberikan??

Ya, kita sebagai seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran.

Kebanggaan kah?? Biasa saja -no response-?? minder kah?? penyesalan?? atau justru cibiran yang kita keluarkan untuk menjelek-jelek kan nya??


* PTBS, gedung kuliah bersama..

Kebanggaan. Bangga akan suatu hal yang diharapkan dan dapat kita wujudkan. Bangga menjadi bagian dari sebuah nilai besar, sebuah pencapaian besar, sebuah nama besar, sebuah ikatan keluarga besar, sebuah kontribusi besar, sebuah tujuan besar.

Biasa. Seperti oksigen yang biasa kita hirup. Cahaya matahari yang senantiasa menyinari. Menjadi hal biasa karena seringnya interaksi yang dianggap biasa walaupun sebenernya bermakna. Biasa karena tak ada tujuan, tak ada arah, mengalir bagaikan air. Apapun itu, sama saja. Biasa. Biasa karena apriori, tidak peka, tidak peduli.

Minder. Merasa rendah dengan identitas yang melekat bersama nya. Merasa yang lain lebih baik. Menjadikan yang lain sebagai pelarian. Fakultas. Itu misalnya, menjadikan fakultas sebagai obat atas sakit ketidakpuasan dan pengharapan yang tidak terpenuhi. Mendiskreditkan nama besar universitas.

Menyesal. Atas sesuatu yang tidak sesuai harapan. Atas keadaan yang mengharuskan nya berada dalam kondisi saat ini. Terpaksa. Kondisi nyata, tak sesuai harapan. Apakah karena letaknya di Jatinangor. Apakah karena kualitas pengajaran yang kurang optimal. Tipikal mahasiswa nya yang dianggap tidak sesuai harapan. Kondisi yang dirasa kurang nyaman, dan masih mengharapkan kondisi ideal yang dirasakan.

Menyerang. Merasa terganggu menjadi bagian dari nya. Menanggung beban atas ketidaknyamanan yang dirasa. Representasi kekecewaan yang pernah diterima. Bisa juga karena ketidakstabilan emosi yang berbeda. Exposure lingkungan yang banyak mempengaruhi. Kulminasi hal tersebut terealisasikan kedalam bentuk penurunan nilai istitusi, cibiran, menjelek-jelekan.

Cukup miris. Ketika sebuah institusi pendidikan, sebuah universitas, tidak mendapat hati bagi mahasiswa nya sendiri.

Bangga. Biasa. Minder. Menyesal. atau Menjatuhkan pun. Kita akan tetap menjadi mahasiswa Unpad. Atau setidaknya pernah menjadi mahasiswa Unpad. Layaknya seorang anak terhadap orang tua, apapun yang dia lakukan, dia akan tetap menjadi anak. Unpad adalah orang tua yang membesarkan kita dalam tataran pendidikan.

Unpad adalah anugrah bagi setiap kita. Dan kita adalah hadiah bagi Unpad.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan nya, itulah harmonisasi yang tercipta. Sebuah keseimbangan yang seharusnya saling melengkapi, saling memberi solusi.

Tak ada alasan untuk kita untuk tidak selalu bersyukur atas segala keadaan yang telah ditetapkan-Nya...

Tahukah kita bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah berkata seperti ini, " Universitas Padjadjaran, bukan hanya menjadi kebanggaan warga Jawa Barat, "tapi kebanggaan bangsa dan negara kita."

Seorang Presiden RI, tidak mengenyam pendidikan nya di Unpad, tapi apresiasi nya begitu besar, kebanggaan nya ditampakan, untuk sebuah institusi yang kita sedang mengenyam pendidikan yang diberikan oleh nya. Maka mengapa harus ada mahasiswa yang tidak mengapresiasi universitasnya??


* yakinlah ini jalan menuju masa depan itu.. :)

Dan tahukah kita, bahwa Universitas Padjadjaran menempatkan diri sebagai perguruan tinggi negeri yang paling diminati di dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2008. Sebanyak 50.586 peminat bersaing memperebutkan 4.000 kursi yang ada di Unpad.

Kurang lebih hanya 8 orang yang diterima dari 100 orang yang berminat untuk melanjutkan studi nya di Unpad. Maka sungguh sangat disayangkan ketika kita menjadikan ini berlalu begitu saja, sementara masih banyak yang sangat berharap menjadikan nya kampus kebanggaan.

Mengenai Jatinangor, sebuah kawasan yang Jalan raya nya hiruk pikuk dengan truk-truk besar lantaran merupakan jalur lintas kota, cuaca terik dan berdebu, serta akses yang sulit dari pusat kota tak semestinya hanya menjadi bahan keluhan dan menghambat kita untuk terus bergerak, beraktifitas dan menghasilkan kebermanfaatan.

Sadarkah kita, setelah kita telaah lebih dalam lagi, sebenarnya tempat seperti inilah yang dibutuhkan oleh universitas besar yang mayoritas mahasiswanya berasal dari luar daerah.


* masih ingat PAUN (Pasar Unpad) yang kini menjadi Pasar Unwim dengan segala hiruk pikuk dan hiburan yang ada pada nya??

Lokasi yang minim (bukan berarti tidak ada) hiburan ini justru membuat mahasiswa lebih berkonsentrasi terhadap perkuliahan. Bagi mahasiswa yang berasal dari “daerah” tidak akan kaget dan terlibat pergaulan yang “kurang baik” karena mereka lebih mudah beradaptasi. Bagi mahasiswa yang mudah “tergoda” dengan tempat-tempat hiburan lebih bisa terbantu menahan diri. Alasan hiburan, sebenarnya untuk mendapatkan hiburan bisa dilakukan di akhir minggu. Dengan begitu, kondisi keuangan bulanan mahasiswa dan kuliah tentunya dapat lebih terkontrol.

Maka, alasan apalagi untuk kita tidak merasa memiliki, tidak menumbuhkan kebanggaan, terlebih-lebih tidak menghadirkan rasa syukur di setiap kita sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran??

Memang, kekurangan itu akan ada, disanalah hakikat nya harus terus ada perbaikan, harus ada perubahan kearah yang lebih baik. Dan untuk sebuah institusi, itu hanya akan menjadi keniscayaan ketika tidak ada pelaku perbaikan, pelaku perubahan nya. Dan disinilah untuk tataran universitas, mahasiswa mengambil porsi yang besar untuk itu. Mereka yang merasa memiliki, mencoba menumbuhkan kebanggan, dan yang merepresentasikan rasa syukurnya.


* Bale Padjadjaran....

Semangat MEMBERI untuk MENUMBUHKAN, itu yang harus dibangun.
Karena penyesalan, merasa banyak kekurangan, mencibir, itu tak akan banyak mengubah sesuatu. Kondisi akan tetap seperti itu, dan perasaan kita akan tetap tidak nyaman seperti itu. Kerugian nya ganda. Bandingkan ketika kita sudah merasa memiliki, menumbuhkan rasa bangga, dan merepresentasikan rasa syukur kita dengan memberi, memberi sebuah bentuk pengabdian untuk mengubah ke kondisi ideal yang diharapkan. Keuntungan nya ganda.

Apapun itu alasan nya, apakah karena Unpad pilihan ke-2, apakah karena dipaksa berkuliah disini, apakah karena salah masuk, apakah karena rekan-rekan kita banyak yang menjatuhkan Unpad, atau berbagai alasan lain yang menjadikan setiap kita masih berat untuk menerima kondisi itu, maka berhenti meratapai keadaan, sambut sinar mentari, dan jadilah lilin-lilin yang ikut menyinari kegelapan. Ketika yang lain gugur atau bersikap menyerang, sudah saatnya kita yang bertahan untuk menjaga nama besar institusi yang membesarkan kita. Memperbaiki segala kekurangan, menuju bentuk keidealan yang diharapkan, tidak mengeluh dan hanya meratapi nasib, berhenti sampai disitu.


* Unpad satu untuk masa depan unpad..

MENGGAGAS UNPAD SATU. Tak harus dengan gerakan kemahasiswaan nya yang terkoordinasi dan terintegrasi dalam stugov nya menjadi satu gerakan, tak harus dengan kesamaan visi yang dipahami setiap civitas akademika nya, tak harus dengan sinergisitas berbagai aktifitas yang ada di dalam nya, dan tak harus dengan berbagai kegiatan, aktifitas, atau pemikiran berat lain nya.


* berani mengungkapkan ini??

Hal tersebut memang akan sangat baik jika kita bisa capai, tapi ada hal lain yang SEDERHANA tapi NYATA yang sering kita lupakan..
Menggagas Unpad satu dengan rasa memiliki, menumbuhkan kebanggaan, dan menghadirkan syukur di dalam diri setiap kita...
Sadarlah bahwa kita adalah mahasiswa Unpad, kita adalah bagian dari nya, kita yang memiliki nya, kita yang menjaga nya, kita yang memperbaiki nya, dan bangga akan itu, sebagai bentuk syukur pada-Nya.., lepaskan ego besar fakultas, atau mungkin tak perlu dilepaskan, tapi jadikan itu hal yang sinergis linear, kebesaran fakultas adalah kebesaran Unpad, jangan mendikotomikan fakultas dengan universitas. Karena tak kan ada fakultas tanpa ada universitas, sehingga sebuah konsekuensi logis ketika segala kekurangan dan kelebihan Universitas melekat dan mengakar pada diri setiap kita, apapun itu fakultas nya, apapun itu jurusan nya.



* baru bisa ambil gambar di Fapet dan FK, padahal pengen di semua Fakultas yang ada di Unpad.., he..


Yakinlah, Unpad adalah anugrah terbaik, dan kita adalah hadiah untuk nya.

MAKA NIKMAT TUHAN MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN??


* BAIK atau BAGUS, ini UNPAD SAYA!!!
// danfer] http://frinholictea.blogspot.com/