Mereka datang mengeluhkan hampir hal yang sama, sela-sela jari mereka belah, perih dan terasa gatal. Tinea pedis, atau jamur kaki, itulah penyakit nya ketika saya periksa. Tak sedikit pula yang mengeluhkan batuk-pilek, sesak nafas, terganggunya saluran nafas mereka karena infeksi. Beberapa orang datang dengan lebam, atau luka karena terbentur kayu atau barang. Diare, tak kalah banyaknya menyerang mereka, terutama dari kalangan anak-anak, terkadang beberapa orang dibawa dengan kondisi yang sudah cukup lemah. Bahkan untuk menanggulangi itu, kami sempatkan kembali di suatu waktu hanya untuk memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan cara mengatasi diare, mengingat bahaya nya penyakit ini.
Ya itulah sekelumit kecil gambaran penyakit di penghujung surut ketika melakukan bantuan medis pasca Banjir. Sungguh prihatin melihat dan mendengar keluhan korban banjir yang berkonsultasi tentang kesehatan nya. Ditambah ketika survey langsung ke lapangan untuk melihat aspek kesehatan lingkungan, sumber air bersih terkontaminasi lumpur, sampah, kotoran hewan, dan kontaminan lain nya. Tentulah hal seperti ini pun menjadi wahana yang subur untuk ditumpangi berbagai macam patogen seperti virus Hepatitis A, Salmonella dan Leptospira. Dan hal ini tentunya akan menimbulkan penyakit lagi. Belum lagi ketika air kotor itu berkontak langsung dengan mereka, sudah barangtentu akan meningkatkan risiko infeksi luka, penyakit kulit (dermatitis), konjungtivitis, dan infeksi tenggorokan.
Belum berhenti sampai disitu, coba lihatlah genangan air dan tempat kotor pasca banjir. Ibarat hotel bintang lima bagi perkembangbiakan nyamuk pembawa penyakit nampaknya. Lihatlah pula fenomena krisis bencana ini, overcrowding, banyak yang tidur di sembarang tempat, rusaknya infrastruktur kesehatan, disertai pencegahan transmisi yang lambat menjadikan penyebaran penyakit menjadi begitu mudahnya.
Coba kembali tengok, berapa orang anak-anak dan warga yang hipothermia karena terjebak di area banjir dalam waktu lama, berapa orang yang menderita trauma, berapa orang yang kemudian pun tenggelam dan bahkan meninggal?? Lihatlah berapa hektar sawah yang akhirnya tergenang, rumah yang rusak dan fasilitas masyarakat yang tak berfungsi. Kerugian materi, ketakutan, kesedihan, dan wabah penyakit menjadi sebagian contoh dari berbagai potensi yang akan melemahkan masyarakat.
Saat anda membaca tulisan ini, mungkin ribuan korban banjir sedang berjuang untuk keluar dari masa sulitnya. Mungkin hujan telah mereda, pemukiman pun telah mengering. Tapi luka, kekhawatiran itu belum sirna. Sang pelangi mungkin belum muncul pasca hujan deras itu karena sang mentari pun tak kunjung menyinari dan coba menghangatkan.
Curah hujan yang tinggi, ketinggian sebuah kawasan, pengaturan aliran air,kemampuan satu kawasan meresap air itulah yang menjadi elemen-elemen yang akan menyebabkan banjir. Silahkan sedot air tanah secara berlebihan, silahkan dirikan bangunan-bangunan di daerah resapan air, persempit sungai-sungai dan danau, dan buanglah sampah sembarangan dan sumbatlah kali atau selokan-selokan yang ada. Buatlah elemen-elemen tadi berada dalam ketidakseimbangan nya. Dan beranikah untuk melihat kesulitan-kesulitan tadi? Silahkan buka mata, hati dan telinga kita, dan bertindaklah semaunya layaknya hidup yang memang merupakan sebuah pilihan. Dan bersiaplah dengan konsekuensi yang mengiringi nya.
Masih adakah kesungguhan dalam menyelamatkan kawasan resapan air, memperketat ijin pendirian bangunan, pembangunan kanal-kanal, perbaikan situ-situ dan danau-danau, sampai kesungguhan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah yang handal?? Dan yang tak kalah penting nya,beranikah (bukan sekadar mampu) semua pihak konsisten mengikuti aturan di dalamnya?? Dan sediakah media menggunakan perspektf jurnalisme linqkungan, menjadikan permasalahan lingkungan menjadi isu yang seksi untuk ditawarkan pada para pembacanya??
Bangunlah kearifan. Banjir hanyalah satu isyarat saja diantara sekian banyak bahasa alam yang menggugat ketidakarifan kita berinteraksi dengan lingkungan. Tak ada ruginya bermimpi dan tak ada salahnya hanya sekedar berharap dibanding tidak sama sekali. Saya hanya berharap, semoga pemerintah memiliki komitmen yang tinggi dalam pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, dan virus dari individu yang punya kesadaran ekologis bisa menyebar cepat dan masif kepada individu lain nya.
Bukan sekedar loparamide, diphenoxylate, norit, kaolin,atau attapulgit untuk mengobati diare, atau berbagai antibiotik dan penurun panas serta pereda sakit saja untuk bisa mengatasi berbagai permasalahan kesehatan pasca bencana. Butuh otak dan hati setiap kita untuk dijadikan resep atas kesakitan bangsa di bidang ini. Banggunlah kearifan,berinteraksi dan jagalah keharmonisan dengan alam.
Ya, otak dan hati kita, gunakan itu dan buatlah Indonesia tersenyum :)
Meresepkan otak dan hatimu sebagai obat atas setiap bencana yang terjadi
Diposting oleh danfer di 23.48Label: pemikiran
Perbaharui paradadigma tentang lingkungan dan jadilah dokter atas berbagai penyakit di masyarakat!
Diposting oleh danfer di 23.38Sebagai mahasiswa kedokteran ingin rasanya saya mengkorelasikan permasalahan kesehatan dengan permasalahan lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab atas ilmu yang dipelajari. Berbicara mengenai kesehatan, kesehatan seseorang itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni hereditas, nutrisi, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan. Menurut teori Blum tentang kesehatan, dari lima faktor yang memengaruhi kesehatan tersebut, faktor lingkungan lah yang mempunyai pengaruh dominan, begitu yang saya pelajari di mata kuliah kesehatan masyarakat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, linkungan rekreasi, maupun lingkungan kerja.
Untuk Indonesia, keadaan kesehatan lingkungan masih memperihatinkan dan perlu mendapat perhatian. Banyak permasalahan yang dapat menimbulkan penyakit di Indonesia, seperti ledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan, obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dll. Permasalahan lingkungan yang timbul, baik itu karena ulah manusia maupun sebab lainnya, tentunya akan berdampak terhadap kehidupan manusia. Jika dipandang dari segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.
Menurut Aca Sugandhy (1999), permasalahan lingkungan tersebut dapat timbul dikarenakan beberapa permasalahan dalam pengelolaan lingkungan yaitu antara lain berubahnya fungsi dan tatanan lingkungan, penurunan daya dukung lingkungan, penurunan mutu lingkungan, ketidakpaduan antara pengelolaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan, kurang optimalnya rencana tata ruang, perusakan dan pencemaran lingkungan,rendahnya peran serta masyarakat, kurang lengkap dan tidak padunya sistem informasi lingkungan, belum terintegrasinya ekonomi lingkungan dalam perhitungan investasi pembangunan, dan masih lemahnya penegakan hukum dalam pengelolaan lingkungan.
Mencoba menyoroti satu dari sekian banyak permasalahan lingkungan yang ada, yang sering terjadi dan berimplikasi besar terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Banjir. Bencana dengan angka kejadian yang tinggi di negara ini. Masih ingatkah kita dengan banjir rutin di daerah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek), atau daerah Bale Endah dan daerah sekitar Kab. Bandung yang langganan terkena banjir di musim penghujan? Puluhan orang tewas, ratusan orang harus mengungsi dari tempat tinggal nya, penyakit pasca banjir mewabah, kemacetan lalu lintas terjadi dan ratusan ribu hektar sawah tergenang. Kerugian materi tentulah amat besar, belum lagi kerugian yang sifatnya immateri seperti kesedihan, ketakutan dan berbagai potensi lain yang akan melemahkan masyarakat.
Banjir surut bukan berarti selesai kemelut, masih ada jejak kasat mata yang ditinggalkan. Wabah penyakit menjadi momok yang menakutkan pasca banjir. Biasanya wabah penyakit yang ditimbulkan banjir dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok besar, water borne disease yang mencakup penyakit kolera, thypoid, disentri dan hepatitis A, dan vector borne disease yang diwakili oleh Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Wabah tersebut terjadi karena tercemarnya pasokan air bersih, atau karena genangan air pasca banjir yang menjadi tempat favorit bagi nyamuk pembawa penyakit untuk berkembang biak.
Selain wabah penyakit tersebut, masalah kesehatan lain juga terjadi pasca banjir, seperti hipothermia, meningkatnya risiko infeksi saluran nafas, trauma pada tubuh, tenggelam, tetanus, dan terputusnya sumber energi ke areal banjir yang dapat memutuskan pasokan air bersih dan melumpuhkan fasilitas-fasilitas kesehatan.
Fenomena diatas menggambarkan beberapa permasalahan kesehatan sebagai dampak dari permasalahan lingkungan. Dan sebagai pemimpin di muka bumi, merupakan sebuah konsekuensi logis bagi manusia untuk bisa menjaga alam untuk kembali pada keseimbangan nya. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk memperkecil risiko turun nya kualitas lingkungan, mulai dari tataran pemerintah hingga ke tingkat individu masyarakatnya.
Pembangunan yang ada di Indonesia haruslah dilaksanakan dengan berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pembangunan yang dipadukan kedalam analisis lingkungan dan menyatukan kebutuhan dan aspirasi generasi sekarang tanpa mengorbankan potensi-potensi untuk menyatukan kebutuhan dan aspirasi generasi di masa mendatang. Program-program seperti pembangunan sarana sanitasi dasar yang meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat, pemantauan dan penataan lingkungan, dan pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan perlu dilakukan. Berbagai kajian terhadap masalah lingkungan yang berlangsung pun perlu dilakukan untuk membantu mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan tersebut.
Pikiran merupakan sumber nilai dan perilaku manusia. Pola perilaku seseorang ditentukan oleh pikirannya. Pola perilaku tersebut merupakan perwujudan dari pola pikirnya, sehingga perlakuannya terhadap sesuatu juga ditentukan oleh cara dia mempersepsikan sesuatu itu. Oleh karena itu, pemberian pemahaman tentang peran masyarakat terhadap lingkungan secara integral dan diarahkan pada pembentukan sikap dan perilaku masyarakat yang seimbang menjadi hal mendasar untuk mewujudkan pembangunan tersebut dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Setelah masing-masing individu memiliki kesadaran ekologis, maka langkah selanjutnya adalah menjadikan kesadaran ini sebagai landasan untuk membuat upaya penyelamatan lingkungan dari kerusakan dalam kerangka politik berupa penerapan kebijakan-kebijakan yang ramah lingkungan, hingga kerangka manusia sebagai individu dalam bentuk sikap, misal tidak membuang sampah sembarangan paling sederhana nya.
Ayo, perbaharui paradigma tentang lingkungan, bergeraklah dan jadilah dokter atas berbagai penyakit di masyarakat!
Label: pemikiran
(Q.S. An Najm:45)
Pria, wanita, laki-laki, perempuan, ikhwan, akhwat. Sekelumit cerita tentang dua insan ini selalu menjadi hal yang tak pernah surut dan selalu menarik untuk dibicarakan, oleh pria, wanita, laki-laki, perempuan, ikhwan maupun akhwat. Jangankan dikalangan mahasiswa tingkat akhir, dikalangan mahasiswa tingkat 3, tingkat 2, maupun mahasiswa baru, hingga di kalangan pelajar SMA bahkan SMP hal seperti ini ramai dibicarakan, mulai dari pembicaraan berat nan serius sampai perbincangan kosong tak bermakna. Sering terlibat dalam pembicaraan itu dan sering didalamnya dibicarakan tentang 'pasangan', walaupun entah hingga saat ini belum terbayangkan siapa sosok itu (ini akan terjawab dalam batas waktu yang telah Dia tentukan dalam sebuah pernikahan) yang terlintas hanyalah sosok seperti apa, dan mungkin setiap kali bicara tentang ini, selalu ada pertanyaan yang muncul, entah itu kenapa, siapa, hingga kapan dari mereka yang memulai perbincangan ini, terutama dari mereka teman-teman satu angkatan.
Terkadang banyak yang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Kenapa harus mereka yang berbaju panjang, berjilbab lebar, yang malu-malu kalau berjalan, yang menundukan pandangan nya dan tak mau bersentuhan dengan lawan jenis nya? bagaimanakah mereka bisa berbaur dan diterima lingkungan nya?
Sadarkah kita, bahwa pakaian yang dikenakan nya menandakan keterjagaan nya akan aurat mereka dan menjaga dirinya dan orang disekitarnya dari yang bukan hak nya. Sadarkah kita, bahwa banyak mata yang sulit diajak kompromi. Sadarkah kita akan sulitnya mengontrol mata ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi? Terkadang hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah. Di luar sana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata ini terbelalak, oleh banyaknya sajian lekuk tubuh diantaranya. Ketika berbicara nafsu, tak bisa dipungkiri mungkin kita menyukai itu, tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat kita tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membuat mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran kotor dan hatipun menjadi keras. Sadarkah kita bahwa penampilan mereka yang berbaju panjang, berjilbab lebar, itulah yang membuat dirinya dan keluarganya dihargai dan dihormati.
Allah swt telah berfirman: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya", yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nuur : 30-31)
Dengan penampilan mereka yang seperti itu, itulah yang membuat para wanita terjaga, dan membuat terjaga pula para pria disekitarnya. Dengan penampilan mereka, mereka menjada dirinya, juga menjaga orang lain.
Sadarkah kita, bahwa hidup mereka adalah adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka. Mereka menjaga dan memperjuangkan kaumnya. Kesederhanaan, kepolosan, dan hati nya yang tak mati membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun. Mereka akan tetap bisa berbaur, tapi bukan melebur. Mereka yang akan mewarnai, bukan terwarnai.
Lalu, kenapa harus mereka yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menjaga interaksi nya mulai dari obrolan, telepon hingga sms, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran, bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?
Sadarkah kita bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kesuciannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian. Namun, ada yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya. Cinta mereka suci untuk-Nya. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya. Itulah yang membedakan mereka. Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu. Kesucian inilah yang membuat mereka berbeda. Mereka akan mampu memupuk dan merawat cinta yang biasa agar menjadi luar biasa dan akan membawa cinta kita kepada-Nya.
Dan kenapa harus mereka yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tidak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?
Sadarkah kita, bahwa dengan seringnya mereka membaca Al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan Al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya. Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri. Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Sadarkah kita bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.
Mungkin masih banyak pertanyaan dan ketidakpuasan kenapa harus mereka? Keagungan, kesucian dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kita pahami sebelum kita menjadi shalih/shalihah seperti mereka.
(HR. Muslim).
Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholihah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini.
(Q.S. An Nuur:26)
Janji Allah itu nyata, Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya, namun juga menggetarkan lakunya. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya, yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia, yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya, Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga.
Oleh karena nya, jadilah pribadi yang berkualitas, yang pandangannya terjaga, yang lisannya bijaksana, yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka. Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya. Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan mengubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga. Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah, sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.
Mungkin tak perlu diperpanjang bahasan nya, semoga ini bisa membuka dan kembali menyegarkan paradigma kita tentang hal yang tak ada habisnya untuk dibahas ini :). Semoga bisa sama-sama mengingatkan, menjaga agar tetap pada jalur dan memotivasi diri untuk terus berbenah. Yang menjadi fokus sekarang ialah bagaimana kita untuk terus memperbaiki kualitas diri untuk menjadi muslim/muslimah paripurna dan siap menjemput takdir sejarah yang telah ditetapkan.
Untukmu yang dulu pernah Allah pertemukan kita saat di alam ruh, Allah telah memilihkan mu saat empat bulan masa kandunganku di dalam perut ibu. Sejak saat itu namamu sudah disandingkan di sebelah namaku. Sejak saat itu aku sudah mencintaimu. Ketika fitrah sebagai manusia berupa rasa cinta mulai datang dimasa aku belum siap menemuimu, setiap kali aku merasakannya, aku akan mengenangkan dirimu. Di sana engkau setia menunggu diriku, tetapi di sini jangan sampai aku curang kepadamu. Sampaikan doamu kepada diriku agar aku dapat menjaga diri disamping aku mengajukan sendiri doa untuk tetap terjaga. Semoga Allah membantu mempertemukan kita dibatas waktu yang telah Dia tetapkan.
Ya Rabb, hamba sadar jikalau hamba banyak lalai dalam urusan ini. Bimbinglah hamba agar senantiasa terus berbenah dan semoga hamba bisa mempertanggung jawabkan apa yang hamba perbuat, memperbaiki semua kelalaian yang pernah dilakukan dan semoga takdir Mu indah pada waktu nya :)
Label: ehm..cinta, pemikiran, tausiyah
Oleh: Dani Ferdian (Menteri Dalam Negeri BEM KEMA Unpad)
Universitas Padjadjaran, kini sedang menjalani serangkaian proses hajatan besarnya, pemilihan rektor Unpad periode 2011-2015. Disadari atau tidak, pemilihan rektor memiliki makna penting bagi keluarga besar Universitas Padjadjaran. Jabatan puncak, dengan segala kewenangan yang diejawantahkan dalam berbagai kebijakan strategis yang dilakukan rektor tentunya akan membawa maju mundur nya Unpad kedepan. Kesalahan dalam mengambil kebijakan tentunya akan merugikan ribuan karyawan dan lebih dari 30.000 mahasiswanya, bahkan bisa berdampak pula terhadap masyarakat dan bangsa terutama dalam dunia pendidikan Indonesia. Begitu pula dengan kebijakan yang tepat tentunya akan membawa kebermanfaatan bagi keluarga besar Unpad, bangsa, hingga dunia.
Dengan segala peran dan tanggung jawab yang dipikulnya, seorang rektor haruslah seorang pemimpin yang mumpuni dibidangnya. Harus berorientasi melayani, menggabungkan set objectives dan kebutuhan Unpad dalam merumuskan berbagai kebijakan nya. Oleh karena itu seorang rektor harus punya kapasitas kepemimpinan ideal dalam mengemban tugas “pelayan umat” tersebut, ia haruslah memiliki karakter yang kuat, termasuk ‘bersih’ dalam setiap tindakannya, visioner pada perubahan yang membangun dan kemajuan untuk terus berkontribusi, harus pula profesional, baik dari sisi akademis maupun manajemen, serta harus bisa mengayomi mahasiswa dan membangun suasana akademis yang baik, tanpa menghilangkan daya kritis mahasiswa yang tumbuh alami di keorganisasian kampus. Selain itu latar belakang pribadi yang baik pun diperlukan dalam mensupport segala kapasitas tadi, mulai dari aspek spiritual yang baik, hingga aspek sosial yang baik demi membangun komunikasi yang cerdas, elegan, dan egaliter dengan semua pihak yang terkait dengan universitas seperti dosen, karyawan, dan mahasiswa.
Untuk pemilihan rektor Unpad periode 2011-2015 ini, ada 53 guru besar Unpad yang telah memenuhi kriteria administratif untuk diajukan sebagai bakal calon rektor, dan sebanyak 12 orang telah menyatakan kesediaanya untuk menjadi bakal calon rektor Unpad periode 2011-2015.
Adapun daftar dosen yang telah menyatakan kesediaan menjadi bakal calon rektor Unpad periode 2011-2015 (berdasarkan abjad nama), yaitu:
1. Achmad Syawqie (FKG)
2. Ahmad Mujahid Ramli (FH)
3. Asep Kartiwa (FISIP)
4. Bernard J. Tumbelaka (FMIPA)
5. Budi Nurani Ruchjana (FMIPA)
6. Dadang Suganda (Fasa)
7. Dede Mariana (FISIP)
8. Ganjar Kurnia (Faperta)
9. Kusmayadi Suradi (Fapet)
10. Oekan Soekotjo Abdoellah (FISIP)
11. Tri Hanggono Achmad (FK)
12. Ukun M.S. Sudjanaatmadja (FMIPA)
Namun, dikarenakan Prof. Dr. H. Ahmad Mujahid Ramli, SH, MH, FCBArb (FH) menarik kembali kesediaannya menjadi bakal calon Rektor Unpad periode 2011-2015 karena mendapat tugas kenegaraan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan, jumlah guru besar yang menyatakan bersedia menjadi bakal calon Rektor Unpad menjadi 11 orang.
Mengingat Unpad sebagai Perguruan Tinggi Negeri dengan BHPT (Badan Hukum Pendidikan Tinggi), maka pemilihan rektor pun mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, juga Statuta Unpad dan SK Rektor tentang Tata Cara Pemilihan Rektor Unpad 2010-2015. Dengan demikian pemilihan rektor dilakukan melalui Rapat Pleno Senat Universitas dan tidak melibatkan pihak lain di luar sivitas akademika Unpad. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa rektor sebuah universitas yang diselenggarakan oleh pemerintah diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul menteri setelah mendapat pertimbangan senat universitas.
Adapun tata cara pemilihan rektor yang diawali dengan pengumpulan nama ini akan dilanjutkan dengan menyampaikan daftar nama bakal calon rektor tersebut ke fakultas. Dari 11 nama tersebut, fakultas boleh memilih paling banyak lima nama calon rektor, atau boleh tidak sama sekali, untuk diserahkan ke Senat Unpad. Fakultas boleh memilih nama bakal calon dari fakultas lain. Jika dari 11 nama itu tidak ada satu fakultas pun yang mencalonkan, maka bakal calon rektor tersebut dinyatakan gugur, seperti yang dituturkan Ketua Panitia Pemilihan Calon Rektor Unpad 2011 – 2015, Prof. Dr. Johan S. Masjhur, dr., Sp.PD-KE., Sp.KN. Untuk proses pemilihan nya di fakultas, panitia memberikan kebebasan dalam prosesnya. Pihak fakultas diberi kesempatan untuk menggodok nama-nama tersebut untuk dipilih dan diserahkan ke panitia paling lambat tanggal 27 September 2010.
Setelah menerima nama-nama bakal calon rektor yang dipilih oleh fakultas, panitia kemudian akan menyusun daftar nama bakal calon yang telah disetujui oleh fakultas berdasarkan abjad, bukan berdasarkan jumlah fakultas yang mendukung,. Selanjutnya, bakal calon rektor akan melakukan sosialisasi mengenai program kerja yang akan mereka lakukan. Sosialisasi ini sifatnya terbuka, dan boleh dihadiri oleh media dengan sepengetahuan Kepala UPT Humas Unpad.
Pada Sidang Pleno Senat Universitas bulan November mendatang, panitia akan menyampaikan daftar nominasi yang berisi nama-nama bakal calon rektor yang telah memenuhi syarat. Pada sidang pleno ini kemudian akan dipilih lima bakal calon rektor untuk kemudian dipilih lagi menjadi tiga calon rektor untuk diajukan pada Menteri Pendidikan Nasional. Sidang Pleno ini, selain diikuti oleh 180 anggota Senat Unpad, juga akan ditambah peninjau yang terdiri dari perwakilann alumni, guru besar emeritus, staff administrasi dan perwakilan mahasiswa.
Mahasiswa memang tidak memiliki hak pilih dalam pemilihan rektor Unpad mendatang, namun kita tetap memiliki hak bersuara.
Tak bisa dipungkiri, masih ada jarak yang terbentang antara idealita dan realita. Masih ada ketidakpastian akan masa depan Unpad. Keluarga besar Unpad, terutama mahasiswa sebagai mayoritas sejatinya harus berupaya maksimal untuk bergerak menikahkan idealita dengan realita tersebut demi kemajuan Unpad di masa yang akan datang. Mahasiswa Unpad berhak untuk mengajukan tawaran konsep dan agenda reformasi Unpad kepada para calon Rektor Unpad.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Keluarga Mahasiswa Universitas Padjadjaran telah menyusun ekskalasi gerakan terkait pemilihan rektor ini. Dimulai dengan pengumpulan informasi dan pengkajian peraturan pemilihan rektorat, dialog terbuka dengan pihak Senat Universitas Padjadjaran selaku panitia pemilihan rektor untuk memberikan keleluasaan bagi seluruh mahasiswa untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait pelaksanaan pemilihan rektor ini, penyebaran angket (polling) dengan menyebar kuesioner kepada mahasiswa, karyawan dan dosen terkait dengan evaluasi kinerja rektor terdahulu, disertai dengan gambaran rektor ideal serta agenda reformasi Unpad yang dibutuhkan, konsolidasi keluarga mahasiswa Unpad untuk merumuskan hal yang akan dibawakan di sidang pleno, dan dalam menunggu proses penetapan dari Mendiknas, akan diupayakan dialog terbuka antara tiga calon rektor dengan sivitas akademika Unpad guna memfasilitasi sivitas akademika Unpad dalam mengetahui dan mengenal lebih dalam lagi pemikiran-pemikiran calon pemimpin yang akan mengusung Unpad lima tahun ke depan, dan upaya terakhir yang coba dilakukan ialah ingin menuangkan nya dalam kesepakatan tertulis atau yang biasa disebut kontrak sosial. Hal ini dilakukan agar rektor terpilih sejak awal mengetahui kebutuhan dan aspirasi keluarga besar Unpad, yang mayoritas didalamnya ialah mahasiswa.
Agenda reformasi Unpad, terkait aspirasi mahasiswa isinya bisa terkait tentang demokratisasi kampus - konsistensi pelaksanaan prinsip "dari, oleh dan untuk mahasiswa" dalam pengelolaan kegiatan kemahasiswaan-, transparansi, pelayanan prima, komitmen budaya elegan dan egaliter, dan lain-lain. Dan jika ditarik lebih luas lagi, agenda reformasi Unpad bisa mencakup persoalan mutu pendidikan dan sumber daya yang ada.
Kontrak sosial agenda reformasi Unpad tersebut bisa menjadi bukti komitmen rektor terpilih, tingkat kedekatan dengan mahasiswa dan dokumentasi yang menjawab pertanyaan besar di kepala keluarga besar Unpad hari ini.
Label: hidup mahasiswa, informasi, pemikiran
Dani Ferdian (Menteri Dalam Negeri BEM KEMA UNPAD)
Cut Thysa (Ketua Direktorat Jendral Kebijakan Kampus BEM KEMA UNPAD)
Universitas Padjadjaran sejatinya memang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Berbagai perubahan dalam pembangunan dan dinamika masyarakat merupakn dua hal yang saling berkaitan. Ada konsekuensi logis yang harus dipenuhi dari kondisi tersebut, berupa kontribusi kepada institusi, mahasiswa, dan masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat, yang terpadu dengan pendidikan dan penelitian menjadikan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen Integratif (KKNM PPMD Integratif) menjadi sebuah alternatif solusi yang ditawarkan Unpad dalam menjawab semua kebutuhan tadi.
KKNM PPMD Integratif, bukan berarti tak ada permasalahan dalam pelaksanaan nya. Banyak isu yang bermunculan terkait KKNM dari kalangan mahasiswa, mulai dari jumlah SKS (80 SKS) yang menjadi persyaratan mengikuti KKN, yang diduga bisa mengganggu proses pembinaan dan kaderisasi kemahasiswaan, hingga isu tentang dihapuskan nya KKNM untuk taun mendatang.
Memang KKNM PPMD Integratif kini telah mengalami berbagai perubahan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Perubahan mendasar terjadi pada tujuan diselenggarakan nya KKNM, dimana sebelumnya dibangun paradigma untuk mengabdi kepada masyarakat, kini menjadi belajar bersama masyarakat. LPPM (Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat) Unpad menilai bahwa tidak rasional bagi mahasiswa Unpad untuk melakukan banyak perubahan di masyarakat dalam waktu singkat (1 bulan). “ Kita bukan Superman, yang bisa mengubah sesuatu menjadi baik dalam waktu singkat”, ujar koordinator KKNM PPMD Integratif Unpad. Oleh karena itu, paradigma KKNM PPMD Integratif ini lebih difokuskan pada pembelajaran bagi mahasiswa Unpad, khususnya dalam belajar bermasyarakat. Perubahan tujuan inilah yang mendasari perubahan jumlah minimal SKS yang diperlukan (80 SKS) untuk mengikuti program KKNM PPMD Integratif ini, karena untuk belajar bersama masyarakat, tidak terlalu diperlukan dasar keilmuan dari masing-masing studi secara komprehensif.
Perubahan lain yang terjadi ialah dari segi waktu, setelah sebelumnya KKNM dilakukan dalam jangka waktu dua bulan, kini KKNM PPMD Integratif diselenggarakan dalam jangka waktu satu bulan. “Belajar di masyarakat, kenapa harus lama-lama?”, ujar pihak LPPM. Selain itu, alasan lain yang mendasari ialah untuk menyesuaikan dengan kalender akademik seluruh fakultas agar KKNM-PPMD Integratif dapat diikuti seluruh fakultas di Universitas Padjadjaran. Untuk itu, mulai saat ini dan seterusnya, KKNM-PPMD Integratif hanya akan berlangsung selama 1 bulan dengan 2 periode, yaitu bulan Juli dan Januari.
Hal lainnya yang mengalami perubahan adalah sistem pendaftaran KKNM-PPMD Integratif yang kini menggunakan sistem online, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang sudah ditetapkan oleh pihak LPPM. Dengan sistem ini, mahasiswa dapat menentukan sendiri daerah mana yang diinginkan nya, serta bersama siapa dalam melaksanakan KKNM-PPMD Integratif nantinya, tentunya dengan pembatasan kuota masing-masing fakultas di tiap daerahnya. Pertimbangan LPPM mengadakan sistem pendaftaran seperti ini semata-mata hanya untuk mengurangi keluhan atau protes dari mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan tempat maupun teman sekelompok KKN nya sehingga minta untuk dipindahkan. Berdasarkan data yang didapat, dengan menggunakan sistem ini, maka jumlah keluhan berkurang drastis dari sekitar 600an, menjadi tinggal puluhan saja. Disamping itu, menurut pihak LPPM, sistem pendaftaran online ini mempermudah kerja LPPM dalam proses pemetaan mahasiswa.
Disamping kelebihan, timbul beberapa permasalahan dari sistem pendaftaran online ini, seperti tidak seimbangnya jumlah pria dan wanita dalam suatu kelompok hingga menghambat pelaksanaan progam KKNM-PPMD Integratif, tidak tepatnya program pengabdian kepada masyarakat dosen dengan bidang studi mahasiswa nya dan kebutuhan masyarakat, serta menjadikan mahasiswa tidak selalu siap dengan lingkungan baru dan keluar dari zona nyaman nya karena dibiarkan memilih tempat dan teman-teman yang menurutnya nyaman. Dalam menyikapi hal ini, LPPM belum memiliki solusi konkrit. Karena terbatasnya kapasitas LPPM dan sumber daya yang ada, LPPM masih memilih jalan mudah dengan lebih mengutamakan keinginan mahasiswa dibanding kebutuhan mahasiswa yang dirasa ideal untuk dibentuk sebuah institusi pendidikan.
Hal teknis KKNM pun tak luput dari sorotan mahasiswa, dalam hal transportasi misalnya, baik itu keberangkatan maupun kepulangan. Saat keberangkatan, banyak mahasiswa yang tidak diantarkan sampai ke desa tujuan sehingga harus mencari transportasi untuk masuk ke desa, bahkan ada pula yang harus berjalan kaki. Dan ternyata hal ini merupakan suatu kesalahpahaman karena kurangnya sosialisasi mengenai transportasi keberangkatan. Menurut LPPM, kesepakatan dengan pihak transport, mahasiswa HARUS diantarkan sampai ke desa tujuan. Namun, dikarenakan mahasiswa tidak mengetahui hal ini sebelumnya, maka tidak ada hal kuat yang mendasari ketika pada akhirnya mahasiswa diturunkan sebelum sampai ke desa tujuan dengan alasan akses jalannya tidak memungkinkan transport sebelumnya untuk masuk. Sementara untuk kepulangan, seluruh mahasiswa tidak difasilitasi transportasi dari pihak Universitas. Hal ini dikarenakan semata-mata masalah dana yang menurut LPPM tidak mencukupi.
Banyak hal lain yang masih bisa, bahkan perlu dikritisi terkait KKNM PPMD Integratif ini. Bagaimanakah sistem kontrol dari dosen pembimbing lapangan kepada mahasiswa nya? Begitupun dengan sistem kontrol dari pihak LPPM langsung untuk keduanya? Adakah sistem reward dan punishment bagi siapa saja yang berprestasi, ataupun bagi yang terbukti melakukan pelanggaran?
Pihak LPPM memang mengakui masih banyak kekurangan baik itu dari segi sistem, DPL, maupun hal-hal teknis lain nya. Sejatinya berbagai kekurangan tersebut bukan dijadikan sebagai bahan pemakluman untuk mahasiswa, tapi menjadi sebuah keharusan untuk diperbaiki guna menjadikan KKNM PPMD Integratif yang lebih baik untuk kedepan nya.
Lalu, bagaimanakah efektifitas dan efisiensi program kuliah kerja nyata mahasiswa selama ini? Lebih baik manakah, KKNM-PPMD Integratif yang sesuai keinginan mahasiswa, atau keterbutuhan mahasiswa? Dan lebih penting manakah pembelajaran bagi mahasiswa, atau kebermanfaatan yang dirasakan masyarakat? Bagaimana arah KKNM-PPMD Integratif periode selanjutnya?? Masih perlukah??
Label: hidup mahasiswa, informasi, pemikiran, pengabdian
2013, menuju Universitas Padjadjaran berkelas dunia, sebuah mimpi, atau realisasi?
Diposting oleh danfer di 11.55Oleh:Dani Ferdian (Menteri Dalam Negeri BEM KEMA UNPAD)
Januari 2006 boleh dikatakan menjadi titik tolak revolusi pendidikan di Indonesia. Departemen pendidikan nasional membentuk Tim Gugus Tugas penetapan 10 perguruan tinggi di Indonesia yang akan dipersiapkan sebagai universitas-universitas yang akan dikembangkan menjadi universitas kelas dunia (World Class Univesity). Dan Universitas Padjadjaran, merupakan salah satu diantara nya.
2010, berdasarkan renstra Unpad, tahun ini sejatinnya Unpad sudah mencapai “Excelent Research Based Teaching University”, sementara itu untuk tahun 2010-2011 direncanakan mencapai “Research University”, pada tahun 2011-2013 mencapai “Regional Class University”, dan kemudian pada 2013-2016 Unpad sudah menjadi “World Class Univesity”.
Tiga tahun lagi berarti Unpad ditargetkan menjadi World Class Univesity, ini menandakan bahwa target ini jauh lebih cepat dibandingkan apa yang telah dicanangkan sebelumnya yaitu pencapaian WCU pada tahun 2022-2026.
Lalu sebenarnya, apakah universitas kelas dunia (World Class Univesity) itu, dan bagaimana kriteria nya? Berbicara mengenai hal ini, maka terdapat definisi yang berbeda-beda untuk menjelaskan tentang WCU itu sendiri, tergantung dari kriteria dan lembaga pengakreditasian mana yang kita gunakan.
Menurut Shanghai Jia Tong University, WCU itu dilihat dari kriteria seperti kualitas pendidikan (alumni yang memenangi hadiah nobble dan field medals), kualitas pengajar (pengajar yang memenangi hadiah nobble dan field medals, riset yang paling disitir dalam 21 kategori), luaran riset (artikel ilmiah yang dipublikasikan di majalah nature dan majalah sciene, artikel yang disitir oleh science citation index), dan ukuran institusi (peforma akademik dalam kaitan nya dengan ukuran institusi).
Sementara itu menurut The Times Higher World University Ranking, WCU dilihat dari criteria seperti kualitas riset (peer review, sitasi per dosen), keterserapan lulusan (review perekrut), citra internasional (dosen internasional, mahasiswa internasional), dan kualitas pengajaran (dosen).
Sedangkan kriteria ranking dan bobot WCU menurut Webometric dilihat dari jumlah halaman referensi tentang Unpad dan sivitas akademikanya , yang dapat didapatkan melalui mesin pencari Google, Yahoo, Live Search, dan Exalead. Jumlah link eksternal yang berkaitan dengan Unpad dan sivitas akademikanya, yang dapat diakses melalui mesin pencari (Yahoo dan MSN). Adanya dokumen-dokumen dalam format Adobe Acrobat PDF, Adobe Postcript, Microsoft Word, dan Microsoft Power Point dari artikel-artikel akademik sivitas akademika Unpad yang dapat diekstrak dari internet. Juga melalui mesin pencari Google terdeteksi sejumlah artikel dan sitasi dari setiap akademisi. Kepakaran akademisi Unpad harus dapat terdeteksi oleh mesin pencari Google di internet.
Dan terdapat juga kriteria WCU menurut Dikti (Perguruan Tinggi Berbasis Kesehatan Organisasi dan Daya Saing Bangsa), dimana terdapat 35 item yang menjadi kriteria WCU sebagaimana surat Ditjen Dikti No. 2045/D/T/2007 tertanggal 25 Juli 2007.
Melihat realita yang ada, dengan mengkomparasikan kriteria penilaian WCU diatas, untuk perguruan tinggi Indonesia, apalagi Unpad, yang paling memungkinkan untuk dikejar ialah status WCU berdasarkan kriteria Webometrics. Kriteria Shanghai Jiatong maupun THES memang sangat bergengsi, namun akan sulit bagi Unpad dalam waktu dekat untuk merekrut dosen peneliti kelas internasional, menyediakan laboratorium berperalatan lengkap, merekrut mahasiswa asing top dari berbagai Negara, atau segera para penelitinya berhasil menembus jurnal-jurnal ilmiah internasional. Oleh karena itu, kriteria webometrics lah yang paling mudah untuk dapat diraih.
Untuk mewujudkan hal tersebut, program kerja yang sudah dirintis berbasis webometrics ialah dengan melakukan revitalisasi unit pelaksana teknis pengelola ICT, menambah bandwith dan titik pengaksesan (access point) agar akses ke web Unpad menjadi lancar, menerbitkan kebijakan Unpad tentang segala sesuatu dalam pembangunan dan pengembangan ICT di Unpad, mempersiapkan isi web, terus menerus menghimbau pemahaman tentang membangun citra, serta membentuk tim khusus webometrics.
Berdasarkan kriteria webometrics, Unpad sebenarnya sudah masuk ke daftar mereka. Data dimutakhirkan setiap enam bulan sekali, dan untuk periode juli 2010 Unpad berada di urutan 1834 dari seluruh perguruan tinggi di dunia dan urutan ke 53 di Asia Tenggara (http://www.webometrics.info/). Untuk sekadar komparasi, urutan perguruan tinggi Indonesia yang lain yaitu ITB di urutan 569, UGM di 611, UI di 789, IPB di 1127, ITS di 1348, UNAIR di 1474 dan UNDIP di urutan 1517.
Menjadi World Class Univesity adalah sebuah keharusan. Dan sebagai bentuk kesungguhan Unpad dalam mencapai hal tersebut, dibentuklah tim WCU yang diketuai oleh Arif Syamsulaksan Kartasasmita. Dr.,SpM.,MS. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai indikator menjadi WCU, yaitu international publication, HKI, dan international study program accreditation yang menjadi indikator kinerja utama, serta international research grant, citation index, dan international faculty & students yang menjadi indikator kinerja tambahan.
Kriteria WCU berdasarkan Webometrics idealnya bukanlah kejaran utama, sejatinya Univesitas Padjadjaran pun memiliki komitmen dan secara konsisten untuk terus memperbaiki kualitas pendidikan, kualitas pengajaran, kualitas riset, ukuran institusi dan citra internasional nya dengan melakungan berbagai pembangunan dan pengembangan dari apa yang sudah ada sekarang. Sebagai institusi perguruan tinggi –yang tugas utamanya adalah Tridharma- menjadi universitas berkelas dunia maka sejatinya pengajarannya harus berkelas dunia, penelitiannya juga berkelas dunia, serta pengabdian kepada masyarakat nya pun harus berkelas dunia. Oleh karena itu, dalam pengelolaan nya pun harus berkelas dunia.
Lalu, apakah hanya sekadar mimpi, atau dapat terealisasi di tahun 2013 Unpad menjadi World Class Univesity? Jangan hanya menjadi sekadar wacana, perlu kerja nyata dalam mewujudkan itu semua. Perlu penghayatan dan kesamaan tindak kearah visi yang sama, semua sivitas akademika harus berkontribusi aktif, minimal berpartisipasi aktif dalam mewujudkan hal tersebut. “ Think Globally through Act Locally!” , setiap invididu harus bekerja secara professional dalam bidang tugas dan peran nya masing-masing, untuk peningkatan mutu yang terus menerus, untuk kualitas performa yang lebih baik, menuju kualitas internasional, untuk Indonesia, untuk almamter, dan untuk kita semua.
Label: hidup mahasiswa, informasi, pemikiran
" Arrghh.., kenapa harus KKN sih?? padahal saya pengen balik, banyak yang harus dikerjakan, liburan saya semakin menyempit, dan bla..bla..bla..bla.."
" iya knp juga KKN ya.., pasti tidur nya gk nyaman, makan gk biasa, mandi sama nyuci gmana?? gk bisa akses internet,harus ngeluarin duit buat program dan bla..bla..bla..bla... "
" err.., KKN resek.., sebulan hidup sama orang yg gk dikenal, orang2 baru, dengan gaya dan sikap masing2.., pasti gk kan nyaman gaul sama mereka.., bla..bla..bla..bla.. "
statement diatas mungkin jadi sekelumit kecil kata-kata yang mewakili kondisi sebagian kita dalam menyongsong KKNM 2010.
lalu coba perhatikan sedikit saja tentang realita masyarakat seperti keadaan berikut ini:
pernah kah kita melihat sesosok tua dan lelah disertai keringat yang mengucur deras, terkadang nafas nya tersengal ditengah terik matahari dengan tubuh kurus keriput ditengah ladang persawahan??
atau melihat sesosok manusia yang kurang dalam mengenyam pendidikan, kulitnya legam terbakar matahari,dari kekar bahunya hingga kini kurus dan nampak hanya terbungkus kulit dia masih setia menjadi buruh angkut, walau mungkin kini langkahnya mulai gemetar..
mereka adalah sebagian kecil dari realita kehidupan yang ada, siapapun mereka,mereka memiliki kontribusi untuk bangsa walaupun kecil. Sekecil apapun mereka, sesederhana apapun mereka, dari uang yg mereka keluarkan untuk membayar pajak (pajak tanah, PBB, PPN, pajak2 lain nya) langsung atau tidak langsung manfaat nya bisa kita rasakan.
bahkan sadarkah kita, darimana uang yang mensubsidi kuliah kita?? darimana uang yang karena nya kita bisa menerima ilmu kedokteran, komunikasi, sastra, tekhnik, dll pada saat ini??
masyarakat memiliki peran dalam hal itu kawan, walaupun kadang mereka tak berfikir bahwa kita mengenyam kuliah karena kontribusi -besar atau kecil- mereka.
Lalu, hampir 3 tahun lebih kita mengenyam ilmu pendidikan di bangku kuliah, yang notabene nya menggunakan uang rakyat dalam prosesnya itu, sudah sejauh mana timbal balik kita untuk mereka??
dalam 3 tahun ini, apa yang sudah kita berikan untuk masyarakat??
lalu apa yang salah dengan kuliah kerja nyata mahasiswa yang hanya diselenggarakan 1 bulan dari total 4 tahun masa kuliah kita??
proporsi 4 tahun, 48 bulan kita menikmati kuliah, dan 1 bulan hanya untuk KKNM..
1 : 47, hanya satu bulan dari total 48 bulan yang hanya diminta untuk turun ke masyarakat..
ketika kita mengeluhkan yang 1 bulan ini, pernahkah kita sadar 47 bulan lain nya kita berkuliah sebagian biaya darimana???
Mahasiswa, sungguh Indonesia itu luas. Masyarakat butuh pengabdian kita, tak hanya sebatas KKNM yang cuma setaun sekali.
Jangan juga berpikir pengabdian hanya melalui KKNM saja, jika paradigma nya seperti itu, selama jadi mahasiswa hanya sekali saja kita mengabdi kepada masyarakat?
di perempatan masih ada anak-anak kecil minta-minta,di panti asuhan ada yang butuh bantuan tenaga pengajar,di pelosok-pelosok ada yang butuh buku, dan tingkat kesehatan nya masih rendah. Mari buka mata, hati dan telinga kita. Jangan jadikan mata kita hanya terpaku pada game, world cup atau nonton film saja, jangan jadikan pikiran kita terpaku untuk shopping, atau sekedar belajar keilmuan saja.
Gak harus lewat organisasi kampus ataupun KKNM sebenarnya buat melakukan pengabdian kepada masyarakat. KKNM hanyalah sebuah sarana, sebuah fasilitas yang mungkin dengan ini secara legal formal akademik mengharuskan seluruh mahasiswa untuk melakukan hal tersebut, karena tak ada jaminan ketika program KKNM ini tidak diselenggarakan, setiap kita bisa balas budi kepada masyarakat dengan caranya masing2.
masyarakat Indonesia mayoritas taraf hidupnya saya pikir masih dibawah teman-teman, dan bagaimana kita bisa tau jika kita gak pernah berbaur dengan masyarakat? Disinilah kita melatih sensitivitas kita kawan2? Selain sensitivitas, kreatifitas dituntut disini untuk melihat kejelian kita dalam memperhatikan dan peka terhadap kebutuhan masyarakat, dan mengajukan alternatif solusi sesuai bidang keilmuan kita dalam menyelesaikan berbagai permasalahan tadi.
Mengeluh atau tidak, peduli atau tidak, itu adalah pilihan dalam menyambut KKNM 2010.
semengeluh apapun kita, setidak peduli apapun kita, KKNM 2010 akan tetap dilaksanakan dengan segala konsekuensi nya, dan kita akan tetap terlibat di dalam nya. rugi nya double saya rasa ketika sikap kita seperti ini, hati kita selalu merasa gk enak, kesel, dan persiapan kita pun tak akan optimal, baik itu dalam berinteraksi dengan mahasiswa lain atau warga, hingga ke pelaksanaan program karena dikerjakan tak sepenuh hati, bisa jadi kebermanfaatan kita tak terasa atau biasa2 saja disana.
oleh karena itu, mari sambut KKNM 2010 dengan senyuman, persiapkan diri dan perencanaan sebaik mungkin, guna menghasilkan ledakan kebermanfaatan untuk kita dan masyarakat, mari kita buat Indonesia tersenyum.
bukan terlalu idealis, tapi jangan sampai mahasiswa kehilangan jatidirinya sebagai mahasiswa.
Mengabdi bukanlah sebatas jumlah nilai SKS kawan2, karena mengabdi itu sebuah kesukarelaan. Mengabdi adalah mempersembahkan sesuatu dari hati yang tak mati.
Kami ingin bicara padamu
Dari dalamnya lubuk hati nurani
Dari kami yang ingin berbakti
Tapi masih belum punya arti
Tapi kami punya rasa
Belum apa-apa
Belum berarti jasa
Yang ditandai dengan ragam pengalaman
Kami juga bicara seadanya
Kami hanya berawal dari cita-cita
Untuk berbaur dengan pemberdayaan, berkolaborasi
Mencari titik temu sebuah solusi
pengabdian kami tanpa akhir
Untuk masyarakat dan negeri tercinta ini
kami enggan mati, sebelum berarti
* untuk KKNM 2010 Universitas Padjadjaran *
Label: hidup mahasiswa, inspirasi, pemikiran, pengabdian