Kembali bernafas dan berdetak jantung dengan ritme yang kembali normal dan regular kini.., pasalnya, setiap kita baru saja menyelesaikan sebuah episode kehidupan sebagai seorang mahasiswa kedokteran, yakni ujian! mulai dari MDE BHP, PHOP, CRP, EMS (untuk 2008), dan FBS serta SOOCA (ujian lisan) perdana untuk adik-adik 2009. ..
Ujian.., suatu fase yang akan selalu kita hadapi sebagai seorang pembelajar.., berat, jenuh, merepotkan, serta melelahkan memang sebuah proses menghadapi nya, suatu hal yang mau tidak mau harus kita hadapi.., karena bagaimana pun, itulah syarat yg harus kita tempuh untuk bisa menempuh jenjang selanjutnya. Layaknya sebuah game, kita tidak akan bisa berada di level kedua, sebelum menyelesaikan level pertama.
Seperti itulah sifat ujian secara normatif, sebagai salah satu jalan untuk menguji kemampuan, menunjukkan bahwa ujian mempunyai sifat selektif dan kompetitif. Bisa dianalogikan seperti teori "seleksi alam" nya Darwin, Siapa yang dianggap layak, maka berhak untuk menuju tingkat selanjutnya, dan yang tidak memenuhi kriteria, maka harus kembali menjalani “penggodokan”. Ujian juga merupakan bentuk evaluasi dan instropeksi, untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi, sejauh mana hasil dari proses pembelajaran, dan sejauh mana kekurangan yang ada pada setiap kita dalam menjalani proses panjang pembelajaran, secara sadar mengetahui kekurangan nya itu, agar secara sadar juga bisa memperbaiki untuk menjadi lebih baik sebagai bagian dari proses pembelajaran juga.
Ujian, walaupun itu semua ada dalam koridor takdir- Nya, perlu kita sadari pula bahwa semua itu tak lain juga karena karunia dan kehendak Allah SWT.
Tidak dibenarkan seseorang menjadikan “takdir Tuhan” sebagai sebuah alasan untuk meninggalkan usaha karena sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran,
Tidak terlepas dari itu semua, ada satu hal dasar yg mengawali semua proses itu, yakni niat! Perlu kita tinjau kembali niat belajar dan ujian kita.., jangan sampai menyimpang dari hakikat menuntut ilmu yg sebenarnya. Jangan sampai hal yang lumrah membuat kita menjadi salah kaprah. Jangan sampai sifat manusiawi kita hanya mementingkan predikat saja dan lupa dengan hakikat kewajiban mencari ilmu. Adakah niat kita menuntut ilmu untuk mencari Ridha Ilahi, menghilangkan kebodohan dan meninggikan agama Islam?? atau hanya sekedar demi mendapatkan predikat tertentu (naik tingkat, mendapatkan nilai bagus misal..) dan jika kita sudah mendapatkannya, selesai sudah sampai disitu?? Mari kita sama-sama kembali meluruskan niat kita..
Bisakah kita berprinsip demikian?
Episode ujian kuliah yang telah kita jalani ini merupakan bagian kecil dari rangkaian ujian yang lebih besar, yakni ujian kehidupan. Dan kecemasan yang kita hadapi pun akan lebih hebat lagi karena kita dituntut untuk menjalani takdir kita masing-masing yang kita tidak mengetahuinya. Dengan memposisikan diri baina al-Khauf wa al-Roja’- Harap-harap cemas- tidak terlalu pesimis, namun tidak ambisius pula dan selain beramal, kita tak lupa untuk bertawakkal menjadikan setiap kita meminimalisir kegelisahan yang mungkin kita rasakan.
Menangis, terharu, marah, bahagia, menjadi bagian dari emosi yang muncul ketika ujian usai, terlebih ketika kita mengetahui nilai dari ujian yg telah kita laksanakan..., itulah mungkin yg terjadi sesaat setelah ujian di kampus saya.., dan setidaknya memberikan gambaran akan respon dalam penyikapan ujian yg terjadi.., apapun itu..
Saudaraku..., ujian bisa berupa sesuatu yang kita senangi atau bisa juga sesuatu yang kita benci.., sebagaimana firman Allah, yang artinya ,
Dan Allah memberikan ujian itu, semata-mata hanya untuk mengetahui siapa saja hamba-Nya yang beriman, pandai bersyukur dan siapa saja hamba-hamba-Nya yang ingkar.
(QS. Al-’Ankabut : 2-3)
Adapun karakteristik ujian yang menimpa manusia, diantara nya:
Ujian adalah kesulitan. Tidak dinamakan ujian bila tidak memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga dengan ujian dan cobaan akan tampak siapa saja hamba-Nya yang beriman dan siapa saja hamba munafik , siapa saja hamba pandai bersyukur dan bersabar. Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya,
Ujian bukanlah sesuatu yang mustahil bisa dilaksanakan. Andaikata ujian itu mustahil dijalani , maka baik hamba beriman dan hamba munafik akan gagal menjalani ujian.
Sebagimana firman Allah, yang artinya ,
Ujian harus seimbang, dalam arti ujian ini bisa membedakan antara hamba beriman dangan hamba munafik. Ujian merupakan hal mustahil bagi hamba munafik bisa menjalaninya. Sehingga hanya orang-orang beriman saja yang sanggup menjalaninya.
Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,
(Hr Bukhari-Muslim).
Ujian berlaku terus menerus, sepanjang kehidupan manusia akan selalu diiringi dengan ujian-ujian yang datang dan pergi silih berganti. Dan ujian memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda,
Saudaraku.., janganlah kita berputus asa , sebagaimana Rasulullah tidak pernah berputus asa walau bagaimanapun beratnya dan susahnya ujian yang dihadapi, jangan sampai kesulitan punya nafas lebih panjang dibandingkan semangat kita untuk mengalahkan nya..
Merasa sedih, kecewa, itu menjadi fitrah ketika kita mendapat ujian yang tidak menyenangkan (tidak lulus ujian misal..). Merasa jatuh, tidak bersemangat itu manusiawi.., tapi jangan terlalu lama.., karena umat tidak bisa menunggu lama untuk dipenuhi keterbutuhan nya..
Ujian itu bisa jadi sebagai penggugur dosa, yang tanpa ujian itu dosa kita mungkin tidak bisa diampuni, atau ujian itu semata-mata untuk meningkatkan derajat kita dihadapan Allah.., jika kita menyikapi nya dengan syukur, ridha, dan sabar..
Dan yakinlah saudaraku..., bahwa bersama setiap kesusahan datang kemudahan.., itulah janji Allah..
(Surah Al-Insyirah: 5-6)
Ujian bukanlah akhir.., dan putus asa bukan pilihan sebagai sikap akhir !!!
Semua diuji oleh Allah. Di sanalah letak ujian keimanan itu bagi orang-orang yang berfikir. Begitulah hakikat ujian. Saling mengisi dan menerima. Saling menolong dan menguatkan. Saling mengingatkan dalam keimanan.
Saudaraku, syukur, sabar, perjuangan dan pembelajaran tak mengenal kata batas akhir..karena ia akan selalu ada sampai nyawa terenggut dari raga kita.
Saudaraku..., perjuangan masih panjang..., jangan patah karena lelah..., masih banyak ujian-ujian lain yang harus kita hadapi.., sebagai bentuk penghambaan untuk sama-sama bisa menempati surga-Nya kelak...
Mari kita sama-sama BELAJAR, BERJUANG, BERMANFAAT !! Umat menunggu kita.. :D
* satukan hati, pikiran, dan tindakan semata-mata untuk- Nya.., ambil energi positif dan semangat dari lingkunganmu.., karena kita tidak sendiri..., dan perjuangan harus dilanjutkan.. !
// danfer] http://frinholictea.blogspot.com/
2 komentar:
kalau niat nya karena orang lain..??
#10
niat itu semata-mata ditujukan untuk mencari ridha- Nya... :)
Posting Komentar